Propinsialat SCJ
Jl. Karya Baru 552/94, Km. 7 – Palembang 30152
Telp. 0711 – 410835; Fax 0711 - 417533 - INDONESIA
“Tuhan
yang Agung, lahir dalam kesederhanaan”
Para konfrater yang terkasih,
Hari yang penuh dengan
kebahagiaan dan sukacita kini telah di ambang pintu: Hari lahirnya Tuhan Yesus
Kristus. Dalam kebahagiaan bersama dengan seluruh Umat Allah ini, baiklah kita
sejenak merenungkan arti kelahiran Tuhan ini bagi kita masing-masing.
Dengan menyambut kedatangan
Sang Juru Selamat, kita pantas mensyukuri rahmat
Tuhan bagi Provinsi kita: Empat (4) Imam Baru telah ditahbiskan bagi kita, tiga
(3) diakon baru, lima (5) konfrater muda yang telah mengikrarkan kaul kekal,
tujuh (7) novis mengikrarkan kaul pertama, dan tujuh (7) orang muda mulai mendalami
panggilan mereka di novisiat, serta tujuh belas (17) pemuda memasuki masa
postulat. Baru saja kita menerima berita bahwa 3 frater juga telah lulus dalam
ujian ad audiendas sebagai bekal
penting untuk memasuki jenjang imamat, dan beberapa konfrater yang telah
menyelesaikan studi lanjut mereka.
Kita juga pantas mensyukuri dan
tetap memohonkan rahmat yang
diperlukan untuk Administrasi Provinsi periode 2013-2016 yang baru dengan
formasi yang baru pula, untuk penerimaan Paroki Perawang di Keuskupan Padang, untuk
keterlibatan provinsi bagi misi internasional, serta geliat di bidang
Pendidikan Umum yang membutuhkan sumber daya dan kerja sama yang semakin solid di antara para konfrater yang
terlibat. Rahmat Tuhan tersebut sangat kita butuhkan demi sukses dan
perkembangan pengabdian kita.
Kristus lahir membawa
kebahagiaan dan syukur yang mendalam bagi kita. Namun Dia yang adalah Allah, lahir
dalam kesederhanaan. Orang-orang
kecil dan sederhana (para gembala) telah menyambut Dia yang Agung dengan hati
yang terbuka, maka mereka pun dipenuhi dengan kebahagiaan yang besar (bdk. Luk
2:20). Kita, kaum religius, juga telah mengikrarkan diri sebagai orang yang
“sederhana” melalui kaul kemiskinan kita. Menjadi bahan refleksi kita, apakah
kita sendiri sudah menjalani hidup yang sederhana itu? Bukankah di zaman kita
ini adalah menjadi tantangan yang besar untuk hidup yang demikian? Banyak
sekali kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh orang-orang yang dekat dan baik
dengan kita. Tidak sedikit praktik-praktik yang terjadi di antara kita, di mana
kita menyalahgunakan kebaikan umat itu untuk memenuhi rasa lapar kita akan barang-barang duniawi, atau demi kepentingan
pribadi dan keluarga sendiri. Kita masih selalu mengingat kewajiban-kewajiban kita
sebagai orang yang berkaul kemiskinan ini, sebagaimana ditulis dalam Konstitusi
kita: “Hasil kerja kita, gaji dan honor,
derma dan subsidi, pembayaran asuransi dan apa saja yang kita terima, merupakan
milik Tarekat …” (Konst, no. 45
dst.).
Memang, dalam keprihatinan
tersebut kita masih bersyukur bahwa secara komuniter kita bisa beragi dengan
saudara-saudari yang mengalami musibah topan Yolanda di Filippina. Rasa solidaritas kita telah kita
wujudkan dalam gerakan bersama dari masing-masing komunitas dan rumah-rumah
pembinaan (Seminari Menengah, Postulat-Novisiat, dan Skolastikat). Pertanyaan
masih tetap ada untuk kita masing-masing: “Apakah saya sudah menjalani pola
hidup yang sederhana itu?”
“Datanglah, ya Raja Damai” (Yes 9:5), adalah Tema Natal untuk Gereja Indonesia.
Harapan seluruh umat manusia adalah hidup yang penuh kedamaian. Hanya
Kristuslah yang dapat memberikan kedamaian tersebut, dan hanya dalam Dialah ada
kedamaian. Namun kedamaian tersebut hanya dapat terwujud kalau manusia ikut
serta menyambut-Nya, dan juga setiap orang ikut terlibat mewujudkannya. Sebagai
pengikut Pater Dehon, kita “diharapkan
menjadi nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian manusia dan dunia di dalam
Kristus (2 Kor 5:18)” (Konst. No.
7). Kedamaian itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri, dalam komunitas di
mana kita berada, dan khususnya dalam pelayanan kita terhadap para konfrater
kita yang sakit dan yang sudah berusia lanjut.
Kedatangan Tuhan membawa kenangan dan harapan. Sebuah kenangan yang
diharapkan membawa semangat yang baru, dan kita pun berani mengadakan pembaharuan
itu. Di tahun 2014 nanti kita akan mengenangkan peristiwa sejarah yang
menjadikan kita menjadi sebuah provinsi yang besar: 90 tahun kehadiran Kongregasi SCJ di Indonesia, 40 tahun sebagai Provinsi, dan 50 tahun Skolastikat di Yogyakarta.
Kita akan memaknai semua peristiwa kenangan itu dalam perayaan bersama di
Yogyakarta.
Di tahun 2014, kita juga
akan merayakan Kapitel Provinsi ke IX,
yang akan menjadi tonggak sejarah bagi hidup dan pelayanan SCJ di Indonesia.
Marilah kita masing-masing terlibat di dalamnya, dan bersama-sama mengusahakan
hidup persembahan kita ini menjadi pujian bagi kemuliaan Nama Tuhan dan keselamatan
kita semua.
Kepada kita semua, saya
mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU 2014.
Salam dan Berkat Tuhan.
P. Andreas Madya Sriyanto, SCJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar