Kamis, 19 Desember 2013

Pesan Natal 2013 - Pater Provinsial SCJ


Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ)
Propinsialat SCJ
Jl. Karya Baru 552/94, Km. 7 – Palembang 30152
Telp. 0711 – 410835; Fax 0711 -  417533 - INDONESIA

“Tuhan yang Agung, lahir dalam kesederhanaan”

Para konfrater yang terkasih,
Hari yang penuh dengan kebahagiaan dan sukacita kini telah di ambang pintu: Hari lahirnya Tuhan Yesus Kristus. Dalam kebahagiaan bersama dengan seluruh Umat Allah ini, baiklah kita sejenak merenungkan arti kelahiran Tuhan ini bagi kita masing-masing.
Dengan menyambut kedatangan Sang Juru Selamat, kita pantas mensyukuri rahmat Tuhan bagi Provinsi kita: Empat (4) Imam Baru telah ditahbiskan bagi kita, tiga (3) diakon baru, lima (5) konfrater muda yang telah mengikrarkan kaul kekal, tujuh (7) novis mengikrarkan kaul pertama, dan tujuh (7) orang muda mulai mendalami panggilan mereka di novisiat, serta tujuh belas (17) pemuda memasuki masa postulat. Baru saja kita menerima berita bahwa 3 frater juga telah lulus dalam ujian ad audiendas sebagai bekal penting untuk memasuki jenjang imamat, dan beberapa konfrater yang telah menyelesaikan studi lanjut mereka.
Kita juga pantas mensyukuri dan tetap memohonkan rahmat yang diperlukan untuk Administrasi Provinsi periode 2013-2016 yang baru dengan formasi yang baru pula, untuk penerimaan Paroki Perawang di Keuskupan Padang, untuk keterlibatan provinsi bagi misi internasional, serta geliat di bidang Pendidikan Umum yang membutuhkan sumber daya dan kerja sama yang semakin solid di antara para konfrater yang terlibat. Rahmat Tuhan tersebut sangat kita butuhkan demi sukses dan perkembangan pengabdian kita.
Kristus lahir membawa kebahagiaan dan syukur yang mendalam bagi kita. Namun Dia yang adalah Allah, lahir dalam kesederhanaan. Orang-orang kecil dan sederhana (para gembala) telah menyambut Dia yang Agung dengan hati yang terbuka, maka mereka pun dipenuhi dengan kebahagiaan yang besar (bdk. Luk 2:20). Kita, kaum religius, juga telah mengikrarkan diri sebagai orang yang “sederhana” melalui kaul kemiskinan kita. Menjadi bahan refleksi kita, apakah kita sendiri sudah menjalani hidup yang sederhana itu? Bukankah di zaman kita ini adalah menjadi tantangan yang besar untuk hidup yang demikian? Banyak sekali kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh orang-orang yang dekat dan baik dengan kita. Tidak sedikit praktik-praktik yang terjadi di antara kita, di mana kita menyalahgunakan kebaikan umat itu untuk memenuhi rasa lapar kita akan barang-barang duniawi, atau demi kepentingan pribadi dan keluarga sendiri. Kita masih selalu mengingat kewajiban-kewajiban kita sebagai orang yang berkaul kemiskinan ini, sebagaimana ditulis dalam Konstitusi kita: “Hasil kerja kita, gaji dan honor, derma dan subsidi, pembayaran asuransi dan apa saja yang kita terima, merupakan milik Tarekat …” (Konst, no. 45 dst.).
Memang, dalam keprihatinan tersebut kita masih bersyukur bahwa secara komuniter kita bisa beragi dengan saudara-saudari yang mengalami musibah topan Yolanda di Filippina. Rasa solidaritas kita telah kita wujudkan dalam gerakan bersama dari masing-masing komunitas dan rumah-rumah pembinaan (Seminari Menengah, Postulat-Novisiat, dan Skolastikat). Pertanyaan masih tetap ada untuk kita masing-masing: “Apakah saya sudah menjalani pola hidup yang sederhana itu?”
“Datanglah, ya Raja Damai” (Yes 9:5), adalah Tema Natal untuk Gereja Indonesia. Harapan seluruh umat manusia adalah hidup yang penuh kedamaian. Hanya Kristuslah yang dapat memberikan kedamaian tersebut, dan hanya dalam Dialah ada kedamaian. Namun kedamaian tersebut hanya dapat terwujud kalau manusia ikut serta menyambut-Nya, dan juga setiap orang ikut terlibat mewujudkannya. Sebagai pengikut Pater Dehon, kita “diharapkan menjadi nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian manusia dan dunia di dalam Kristus (2 Kor 5:18)” (Konst. No. 7). Kedamaian itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri, dalam komunitas di mana kita berada, dan khususnya dalam pelayanan kita terhadap para konfrater kita yang sakit dan yang sudah berusia lanjut.
Kedatangan Tuhan membawa kenangan dan harapan. Sebuah kenangan yang diharapkan membawa semangat yang baru, dan kita pun berani mengadakan pembaharuan itu. Di tahun 2014 nanti kita akan mengenangkan peristiwa sejarah yang menjadikan kita menjadi sebuah provinsi yang besar: 90 tahun kehadiran Kongregasi SCJ di Indonesia, 40 tahun sebagai Provinsi, dan 50 tahun Skolastikat di Yogyakarta. Kita akan memaknai semua peristiwa kenangan itu dalam perayaan bersama di Yogyakarta.
Di tahun 2014, kita juga akan merayakan Kapitel Provinsi ke IX, yang akan menjadi tonggak sejarah bagi hidup dan pelayanan SCJ di Indonesia. Marilah kita masing-masing terlibat di dalamnya, dan bersama-sama mengusahakan hidup persembahan kita ini menjadi pujian bagi kemuliaan Nama Tuhan dan keselamatan kita semua.
Kepada kita semua, saya mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU 2014.
Salam dan Berkat Tuhan.
P. Andreas Madya Sriyanto, SCJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar