Senin, 12 Januari 2015

Temu Akbar Formator SCJ Indonesia 2015


        Situasi dan kondisi jaman ini sungguh memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap komitmen anak muda dalam menanggapi dan menghayati panggilan. Dunia modern yang memberikan tawaran-tawaran menarik serta kemudahan-kemudahan membuat anak muda jaman ini kurang memiliki daya juang yang cukup kuat untuk berkomitmen terhadap panggilan.
        Memahami secara jernih dan mendalam para formandi sebagai produk anak jaman ini kiranya merupakan tuntutan mendesak dan penting untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri sebagai formator. Pada saat yang sama, secara cermat dan serius perlu juga ditemukan langkah-langkah kongkrit yang perlu diambil untuk memperbaiki sistem dan proses formasio yang telah berjalan selama ini, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih dari itu, mengingat kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi, kekuatan dan keterbatasan yang beragam dalam setiap pribadi formator penting dan mendesak pula untuk memikirkan pula hal-hal konkrit yang dapat mengembangkan semangat kerja di antara para formator sebagai tim baik yang bersifat intra entitas maupun antar entitas.

         Beranjak dari keprihatinan dan sekaligus tantangan yang diberikan oleh dunia jaman ini, maka maka pertemuan akbar formator scj Indonesia kali ini mengambil tema: MEMAHAMI FORMANDI SEBAGAI ANAK JAMAN. Pertemuan 2 tahunan ini mengambil tempat di Biara Gembala Baik (BGB) Gisting, Lampung dan dilaksanakan dari tanggal 6 sampai dengan 8 Januari 2015. Pertemuan kali ini dihadiri oleh Pater Propinsial SCJ, Rm. Andreas Madya Sriyanto SCJ, dan formator dari Skolastikat, Novisiat-postulat, Seminari, Pembimbing Penpas dan TOPPer, serta koordinator Bruder dan koordinator promotor panggilan.
        Dalam Misa Pembukaan pertemuan, Rm. Priyo SCJ sebagai supervisor komisi formasio mengatakan pentingnya para formator memiliki ‘sepatu’ yang sama yaitu metode yang tepat dan sama untuk membantu para formandi berkembang sesuai dengan jamannya. Rektor skolastikat SCJ Yogyakarta ini juga mengingatkan bahwa formator utama adalah Roh Kudus, sehingga para formator harus senantiasa menyatukan diri dengan Roh Kudus sebagai formator utama.

       Rm. Yulius Sunardi SCJ menyoroti tentang komitmen panggilan, faktor-faktor komitmen, dan serta insignts bagi formator, khususnya bagi formandi sebagai anak jaman ini. Doktor Psikologi Klinis yang baru lulus ini juga memberikan masukan mengenai gap generation, bahwa ternyata gap generatian itu penting dan diperlukan bagi formasio. Yang pelaing penting adalah Seberapa jauh formator harus kembali ke titik berangkat seorang formandi, sehingga keduanya (sebagai formator-formandi) berjalan bersaman untuk mencapai titik yang ditargetkan.
        Dalam masukannya, Pater Propinsial, Rm. Andreas Madya SCJ menyoroti pentingnya formator untuk memahami formandi sebagai anak jaman. Maka formator scj harus membimbing formandinya dengan hati. Karena bagaimanapun Formandi bukanlah seperti selembar kertas kosong atau sebongkah tanah lempung, mereka sudah memiliki bentuk dan isi sesuai dengan jaman mereka dan mereka dipanggil oleh Allah. Pater Propinsial juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh propinsi Indonesia khususnya keterlibatan SCJ Indonesia di dunia internasional. 
 
        Akhirnya Pertemuan Akbar formator ini menghasilkan beberapa rekomendasi, baik untuk Provinsi SCJ Indonesia, bagi komisi formasio itu sendiri maupun bagi formator di setiap jenjang formasio. Pertemuan ditutup perayaan ekaristi bersama dengan komunitas postulat dan novisiat di kapel Postulat-Novisiat.




Foto-foto bisa di lihat di: https://plus.google.com/photos/111270483211043858584/albums/6103258173027568273

Tidak ada komentar:

Posting Komentar