Selasa, 14 Desember 2010

Sari Berita Propinsi bulan Nopember 2010

1. Pertemuan dengan Uskup Tanjung Karang

Pada hari Rabu, 30 Nopember 2010, Bapa Uskup Tanjungkarang mengundang para Pemimpin Tarekat beserta beberapa dewannya untuk mengadakan pembicaraan dari hati ke hati seputar kehidupan, karya dan kerjasama antara keuskupan dengan Tarekat-tarekat yang berkarya di Keuskupan Tanjungkarang. Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari SCJ, CP, FSGM, HK, CB dan Claris Cap.

Di awal pembicaraannya, Bapa Uskup menyampaikan tiga pokok, yaitu: ucapan terima kasih atas kehadiran dan karya tarekat-tarekat selama ini, apresiasi beliau atas tarekat-tarekat yang terus berjuang menanggapi tantangan jaman yang tidak ringan dan permintaan maaf beliau atas beberapa hal yang mungkin mengganjal selama ini khususnya dalam hubungan antara Tarekat-tarekat dengan pihak keuskupan.

Di bagian kedua, para perwakilan tarekat juga menyampaikan beberapa hal penting seputar kehadiran, karya, dan harapan kepada Bapa Uskup. Di bagian akhir, P. Th. Suratno SCJ menyampaikan dasar-dasar penting seputar hubungan antara keuskupan dengan tarekat-tarekat ditinjau dari segi sejarah Gereja, tradisi, dan KHK.

Dalam ‘wawan hati’ tersebut, baik tarekat-tarekat maupun Bapa Uskup sempat pula melontarkan kegundahan dan situasi-situasi yang mungkin selama ini dirasa mengganjal di hati masing-masing. Walau demikian, suasana persaudaraan yang sejuk dan itikad untuk lebih berusaha mencapai yang terbaik membuat seluruh peserta berkeinginan untuk mengembangkan Keuskupan Tanjungkarang dengan lebih maksimal.

----------------

2. Ekonom SCJ Propinsi Indonesia

Dalam rapat DPP tanggal 9 – 11 Nopember 2010 yang lalu, P. Agus Setyo Aji SCJ memaparkan dambaan, rencana, dan program yang menjadi pedoman kerja ekonomat. Beberapa hal yang dikemukakan:
  • Kita sebagai biarawan perlu melihat kembali sikap kita atas pengelolaan harta benda dengan membaca kembali dan membatinkan beberapa prinsip yang telah termaktub dalam Direktorium Propinsi. Sikap kita dalam pengelolaan harta benda melekat erat pada hakekat kedirian kita sebagai seorang religius. Beberapa contoh praktis yang kadang masih menjadi masalah misalnya penerapan budgeting system yang belum berjalan, sistem pelaporan keuangan bulanan yang kurang tertib, ”pengelolaan uang pribadi” yang disinyalir masih terjadi, dan lain-lain.
  • Perencanaan untuk memberi perhatian lebih dalam pengelolaan dan pengembangan unit usaha yang sudah ada maupun mencari peluang untuk mengefektifkan beberapa ”lahan tidur”.
  • Perencanaan untuk lebih menguatkan jejaring komunikasi antara SCJ dengan para donatur.
  • Dan lain-lain
Untuk selanjutnya diputuskan bahwa Ekonom akan dilibatkan dalam rapat-rapat DPP dan diberi tugas untuk memberi animasi-animasi seputar masalah ekonomat dan keuangan propinsi.

----------------------

3. Kepedulian SCJ atas peristiwa bencana alam di Indonesia

Secara bertubi-tubi tahun ini negara kita mengalami tragedi bencana alam. Banyak korban berjatuhan bahkan beberapa keluarga kita juga turut merasakan penderitaan ini. Tragedi ini bukan saja menjadi penderitaan mereka tetapi menjadi penderitaan kita baik di tingkat propinsi maupun konggregasi.

Skolastikat SCJ Yogyakarta dijadikan salah satu tempat pengungsian bagi para korban Gunung Merapi. Mereka harus meninggalkan kampung halaman atau tempat-tempat perawatan mereka di rumah-rumah sakit untuk tinggal sementara di tempat-tempat penampungan. Para konfrater (para romo, frater, dan bruder) di Skolastikat sangat terlibat untuk membantu para korban bencana Gunung Merapi tersebut. Dana bantuan dari para donatur  dan dari para konfrater telah disalurkan langsung ke Skolastikat SCJ, yang dikoordinatori oleh Rm. Y. Juliwan, Rm. FA Purwanto, dan Rm. M. Tukiman.

Sementara itu, SCJ Propinsi Indonesia tidak (belum) memiliki personil “full-timer”, yang dapat mengkoordinir keterlibatan kita di daerah Mentawai. Oleh karena itu DPP dalam rapatnya yang terakhir telah memutuskan untuk mengirimkan dana bantuan sebanyak Rp. 25 juta melalui koordinator di Keuskupan Padang.

SCJ Propinsi Indonesia telah mengusahakan keterlibatan seluruh konfrater dan Kongregasi SCJ dengan mengirimkan surat-surat permohonan bantuan. Para konfrater telah menanggapi hal ini dengan terlibat langsung menolong korban, menggalang dana maupun dengan melibatkan institusi, kelompok relawan, umat di mana para konfrater saat ini berkarya. Langkah-langkah selanjutnya masih akan kita buat dan dengan keadaan ini mulai mengemuka suatu rencana untuk kembali mengutus tenaga SCJ untuk terlibat penuh dalam aksi sosial seperti ini di masa depan.

-------------------------

1 komentar:

  1. Proficiat buat para konfrater Jogja dalam menanggapi kebutuhan mendesak untuk membantu korban Merapi. Semoga ada benih2 kepedulian di antara konfrater muda untuk menjadi full timer tenaga sosial dalam Propinsi kita.
    Vivat Cor Jesu.

    BalasHapus