Senin, 28 Maret 2011

Romo Bhakti kembali kerumah Bapa di surga


Romo Bhakti  telah kembali ke rumah Bapa pada 23 maret 2011 .

Rm. Thomas Bhakti Dwi Prabowo SCJ, dengan nama kecil Tukimin, lahir di Boro, Yogyakarta 3 Desember 1948 dari pasangan Bapak Ibu Pawirodikromo yang pindah dari Boro ke Metro Lampung.
Bagi RmBhakti, cita-cita untuk menjadi imam sudah ada sejak kecil, yang terlihat dalam keaktifannya di paroki baik ketika masih di Boro terlebih setelah keluarganya pindah di Metro. Dan keinginan menjadi imam ini ia mulai dengan memasuki Seminari Menengah St. Paulus Palembang tahun 1965.
"Sederhana tetapi meyakinkan". Kata-kata ini telah disandang olehnya ketika pertama kali menjadi anggota SCJ yang dinyatakan oleh pembimbingnya. (Alm) Romo.Ig.Cipta Har­saya SCJ serta anggota dewan waktu itu yang menilai kelayakannya untuk menjadi frater SCJ.

13-10-1975 ketika bertugas di Bandarjaya sebagai frater yang sedang menjalani masa orientasi pastoral, mengajukan permohonan untuk mengucapkan kaul pertama dalam serikat Imam Imam Hati Kudus dan permohonan tersebut dikabulkan den terlaksana pada tgl. 30 Januari 1976
Seperti dikatakan Rm.Ciptaharsaya (alm): "Bhakti sungguh memenuhi harapan dan kami puas dengan pekerjaannya. Tertib dan suka membuka diri dan mengemukakan persoalan yang dihadapi, setia dan sederhana tapi meyakinkan", kesederhanaan inilah pertarna kali terlihat  bile berjumpa dengannya dan yang selalu nyata sampai akhir hidupnya.

Romo yang sejak kecil mempunyai hoby berkebun ini pernah menjadi guru di sebuah SPG dan sangat perhatian kepada siapa saja tanpa pilih-pilih.
11-1978 menjalani pastoral akhir di Kotagaiah dan setelah tahbisan 16 Juni 1979 be­liau dibenum di Paroki St.Paulus Kotagajah. Ditempat ini karena melihat kondisi gedung gereja sangat memprihatinkan, beliau berusaha sekuat tenaga untuk membangun gereja yang baru. Dana yang diharapkan dari keuskupan separuhnya. selebihnya supaya berusaha sendiri den akhirnya berdirilah gereja yang megah walaupun sempat terbeng­kalai karena menunggu dana. Di tempat ini juga beliau mendirikan sarana pendidikan dengan nama. Yayasan Yos Sudarso / SMP Yos Sudarso Karena sekolahan yang ada di samping gereja kurang diminati oleh masyarakat karena masyarakatnya fanatik, maka akhirnya diusahakan di tempat lain yang agar jauh dari lokasi gereja, untuk menarik masyarakat setempat yang mau sekolah dan sedikit-demi sedikit rasa kefanatikan berkurang dan nilai-nilai kekatolikan bisa tertanamkan kepada masyarakat walaupun tidak harus dipermandikan.

01-01-198 pindah tugas sebagai pastor paroki St.Pius X Gisting. Selama di Gisting, beliau juga banyak melaksanakan pembangunan dan rehab gereja. antara lain rehab gereja stasi Sumber Rejo di Desa Tegal Binangun Talang Padang. Gereja yang sudah tua dan parah, banyak bocor, dinding gedek sudah rapuh, disana-sini sudah berlubang. Rehab ini semula dilaksanakan secara gotong royong oleh umat stasi, tetapi karena keterbatasan dan kemampuan umat akhirnya mengajukaan bantuan ke luarnegeri melalui propinsi. Dan juga ikut serta dalarn rehab rumah novisiat St. Yohanes.

3 Pebruari 1987 membeli tanah di Batukeramat untuk SCJ. Tertarik karena pemandangan alam yang indah, sebelah selatan bisa memandang Laut dan ke barat memandang Gunung Tanggamus yang megah, bahkan di bawah ada air terjun, tanah 2 hektar sekelilingnya sudah punya orang kota. Tahun 1980 membuka proyek tangkil di tanah scj Propan.

01-05-1991 pindah tugas di Paroki St.Lidwina Bandarjaya. Karena kesederhanaannya, beliau dengan mudah diterima oleh siapa saja dan kalangan manapun juga.

06.1994 pindah tugas di Paroki St.Theresia Jambi, Pastor kepala paroki dan ketika mau dipindahkan dari Jambi, umat Jambi nggondeli, memohon penundaan pemindahannya, alasannya katanya umat baru merasakan proses adaptasi, program­ program paroki baru akan dilaksanakan, telah tercipta keharmonisan dalam mekanisme kerja antara dewan paroki, keberadaan beliau sudah diterima umat. kondisi nya sedang diharapkan demi memajukan umat.

02-1997 pindah di Paroki St.Maria Gumawang Belitang.
31-07-2001 Mendapat kesempatan untuk menjalani tahun sabat, tetapi beliau tidak mau menjalaninya di Luar negeri, tetapi di Curup dan Yogyakarta. Dan selesai tahun sabatikal ingin segera kembali ke pelayanan di paroki; sesuai motto tahbisan "berasal dari umat kembali ke umat". Bagi beliau melayani umat merupakan sikap dasar dan kerinduan untuk merealisasikan panggilan; pelayanan paroki lebih membantu menyehatkan badan; kesaksian umat butuh keteladanan, kedekatan antara gembala dan umat.

28-10-2002 pindah sebagai Pastor Paroki St.Yohanes Penginjil di Bengkulu dan sejak 27 Agustus 2003 diangkat sebagai Superior SCJ Wilayah Barat.

01-09-2004 pindah Tinggal di Pondok Kristofel Jambi masih sebagai Superior SCJ Wilayah Barat dan ketika ada krisis tenaga di Paroki St.Maria Tugumulyo Mura tahun 2005, beliau ditarik ke sana untuk mengisi kekosongan sebagai pastor paroki.

01 Juni 2005 diangkat sebagai Koordinator Sekolah Xaverius Tugumulya. 27 Jun; 2006 dibebaskan dari tugas sebagai Superior SCJ Wilayah Barat tetapi diangkat sebagai Ekonom SCJ  wilayah Barat.

27-07-2007 Rm.Bhakti dipindah tugas ke Tulangbawang Lampung sebagai pastor paroki.

15-09-2010 Pindah tugas di Paroki Hati Kudus Palembang.
Sejak Januari 2011, beliau mulai mengeluh dengan penyakitnya yang telah lama ia derita selama ini yaitu jantung, gula darah dan darah tinggi.

Karena penyakit-penyakit ini maka tgl. 24 Januari 2011 malam beliau masuk rumah sakit Charitas Palembang dan akhirnya pada hari rabu 23 Maret 2011 dini hari pkl.03.00 beiiau menghembuskan : nafasnya yang tera­khir dengan tenang dengan didampingi oleh para konfraternya.

Selamat jalan Romo