Selasa, 23 Desember 2014

Pesan Natal 2014: Pater Jendral SCJ



SUPERIORE GENERALE
CONGREGAZIONE DEI SACERDOTI
DEL SACRO CUORE DI GESù
Dehoniani
____________________________________________________________________________

Prot. N. 0396/2014
Roma, 10 December
Kepada Superior Provincial/Regional/District

 Pesan Natal 2014

Dalam Kepenuhan Waktu

Sebuah tanggal menandai awal dari sebuah cara baru yang hadir kepada Allah: Pada waktu itu Kaisar Agustus memerintahkan agar semua warga negara Kerajaan Roma mendaftarkan diri untuk sensus. Sensus yang pertama ini dijalankan waktu Kirenius menjadi gubernur negeri Siria. Semua orang pada waktu itu pergi untuk didaftarkan di kotanya masing-masing. Yusuf pun berangkat dari Nazaret di Galilea, ke Betlehem di Yudea, tempat lahir Raja Daud; sebab Yusuf keturunan Daud.  Yusuf mendaftarkan diri bersama Maria tunangannya, yang sedang hamil. Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Anak itu dibungkusnya dengan kain, lalu diletakkan di dalam palung berisi jerami; sebab mereka tidak mendapat tempat untuk menginap. (Luk 2,1-7). Tanggal, yang telah menjadi kebiasaan, menandai natal kita berikutnya. Banyak tanggal yang menandai kemajuan yang dicapai oleh kongregasi kita tahun ini.

Suatu rahmat untuk bertumbuh secara mendalam. Kelahiran itu dan malam itu memangkas sejarah. Mereka berpegang pada janji atau setidaknya kebutuhan bahwa hal ini juga bisa menjadi sejarah keselamatan. Seorang Anak, agar memiliki keunggulan, diterima dan diinginkan meskipun mengalami kesulitan, telah dijamin oleh keberanian seorang wanita yang merawat dan membesarkan. Kongregasi kita juga memiliki kemungkinan ini untuk terus bertumbuh. Syukur atas kontribusi dari banyak orang, banyak lagi memiliki kemungkinan untuk lebih mengenal Pater Dehon dan untuk mendapatkan pemahaman tentangnya lebih dalam. Pada kesempatan ulang tahun Pater Dehon yang ke 171 th, hadiah yang luar biasa disajikan, di website www.dehondocs.it, di mana kita bisa menemukan banyak tulisan-tulisan Pater Pendiri kita. Setelah membukaan situs itu, disajikan berbagai pilihan tulisan Pater Dehon. Dengan berkembangnya proyek ini, secara bertahap akan dimasukkan secara online semua tulisannya. Dengan cara ini kita lakukan untuk menghormati gerakan Kapitel Jendral yang ke 21 (2003) yang merekomendasikan digitalisasi tulisan-tulisan Pater Dehon agar bisa diakses oleh semua. Pusat Studi Dehonian telah diperkaya dengan anggota baru pada stafnya. Pengembangan Komisi Teologi Dehonian Internasional memberikan dorongan baru pada refleksi spiritualitas kita.

Seorang anak datang untuk mengubah hidup. Janji perdamaian, diumumkan malam itu, yang pernah ditolak dan yang akan terus ditolak secara terang-terangan. Sulit untuk mengatakan apakah bayi telah menang atau kalah dalam pertentangan itu. Natal memberi harapan baru bagi hati kita, berani mengakui alasan yang membuat hidup layak dihidupi. Juga dari perspektif ini, sebuah tanggal telah menunjukkan bahwa hidup kita yang kecil dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih baik (lebih besar). Dari tanggal 15-20 Mei, 37 anggota Keluarga dehonian (awam, berkaul, religius) bertemu di Kuria Generalat di Roma. Mereka merefleksikan warisan kita untuk mencari pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengundang lebih banyak orang yang dibaptis untuk berbagi warisan Pater Dehon. dan bagaimana seseorang bisa menjadi pelayan dalam kepenuhan Gereja zaman ini. Tema dari pertemuan ini adalah "Satu Dehon, banyak Dehonian." Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari peristiwa-peristiwa lain dari keluarga dehonian dari tahun 1990 – 2000, memuncak dengan hadirnya awam Dehonian di Kapitel Jendral yang ke XXI tahun 2003. Dalam pertemuan di tahun 2000, telah ditulis dan disetujui "Piagam Komuni". Pada saat yang sama, sebuah "Proposal Hidup" dirumuskan bagaimana orang awam bisa menghidupi kharisma dehonian. Realitas keluarga dehonian telah terlihat dalam terang Kapitel Jendral tahun 2003; tahun ini kita memiliki rahmat "Jadwal formatif". Ini adalah sumber daya formasi untuk awam untuk belajar tentang karisma Dehonian.

Kehadiran seorang anak Tuhan yang menyertai. Karena dunia memiliki begitu banyak penderitaan dan ketidakadilan, maka perlu memiliki formasi yang efektif dan jelas. Bagi kita yang merayakan Natal hari raya kehadiaran Tuhan selalu baru dan merayakan kasih-Nya, pertanyaan formasio sangat mutlak penting. Serangkaian tanggal baru menunjukkan sebuah masa peralihan untuk tuntuan yang baru untuk kesempatan kita dan untuk dunia kita. 65 peserta Pertemuan Internasional Para Pendidik Dehonian yang ke III diadakan di Valencia (Spanyol) dari 21 ke 25 Juli 2014, memiliki perwakilan dari 34 pusat pendidikan (sekolah, pusat sosial, dan universitas). Hal ini menunjukkan kekayaan karya pendidikan dalam keragaman besar pekerjaan kita. Perhatian dalam dunia pendidikan mulai terlihat dan dikunjungi di Salamanca (Spanyol) dengan pertemuan pada tahun 2001 dan 2008. Konferensi Jendral di Neustadt (Jerman) 2012 menunjukkan kebutuhan untuk menciptakan jejaring Pusat Pendidikan Dehonian. Hal ini telah dikerjakan di Valencia. Keinginan untuk membuat jejaring pusat pendidikan ditandai dengan tiga tujuan: untuk saling mengenal masing-masing, untuk lebih membentuk identitas dehoniana, untuk berbagi kekuatan dan sumber daya. Ini adalah cara yang baik untuk menawarkan perspektif baru.

Sebuah Pertemuan yang melandasi bagi harapan baru. Natal, hari ini lebih dari sebelumnya, berbicara tentang harapan. Untuk ini muncul "kasih karunia Allah, yang membawa keselamatan" (Titus 2:11). Pada tanggal 8 September 2014, ada pertemuan dengan seorang penuh harapan, dan itu adalah kegembiraan saya untuk mengulang kata-kata yang saya gunakan untuk menggambarkan kekayaan pertemuan itu. "Saudara-saudara tercinta, pagi ini saya menerima audiensi oleh Paus Francis di Vatikan... Paus Fransiskus mengatakan kepada saya, penghargaannya yang besar bagi kongregasi. Dia sangat mengingat hubungannya dengan Marcello Palentini, uskup sudah meninggal dari Jujuy, dan Uskup Virginio Bressanelli. Dia mendengarkan dengan penuh minat pemaparan saya mengenai langkah-langkah yang diambil dalam beberapa tahun terakhir untuk mengklarifikasi isu-isu yang berkaitan dengan beatifikasi Pater Leo Dehon... Paus Fransiskus mendesak kita untuk terus melakukan penelitian dan terus menulis untuk mengklarifikasi masalah ini. Ketika kami berdiri Paus Fransiskus mengambil tangan saya dan mengatakan kepada saya dengan serius, "Dan saya meminta Anda sangat sungguh-sungguh untuk mempromosikan studi tentang Anjuran Apostolik Gaudium Evangelii. Anda akan menemukan diri di tengah perubahan: perubahan pikiran dan hati."

Allah yang datang dan mati untuk kehidupan. Bahkan anak Betlehem lahir untuk mati. Dia meninggal lebih awal. Yesus memilih untuk menerima kematian karena meskipun ia mencintai kehidupan, ia tahu bahwa kadang-kadang kita dapat dipanggil untuk kehilangan itu sebagai hadiah cinta untuk orang lain. Ada tertulis "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat 22: 39). Ini adalah pesan yang datang kepada kita pada Hari Raya Natal. Pada tanggal 23 November di Kisangani, dan pada tanggal 26 November di Wamba, Provinsi  Kongo merayakan peringatan 50 tahun resmi secara kanonik dan memperingati ulang tahun ke-50 Martir Kongo yang wafat dalam pemberontakan tahun 1964. Hasil kenangan ini adalah dibuka di Wamba penyebab untuk Beatifikasi Uskup Agung Mgr. Joseph Albert Wittebols. Pada tanggal 22 November di Asten, di Belanda, adalah hari untuk mengingat para martir yang berasal dari daerah ini.

Peringatan para martir mengingatkan kita bahwa tahun ini ada 36 orang menyelesaikan perjalanan mereka di dunia. Banyak tanggal tidak hanya memperkaya satu tahun ini dengan pertemuan atau acara, tetapi juga orang-orang yang menjadikan mungkin jalan ke Kerajaan Allah. “Compagnia missionaria del Sacro Cuore di Gesù” (CM) telah melihat wafat pendirinya, padre  Albino Elegante: "... Dia telah memberikan kepada kita kesaksian yang indah transformasi kasih Allah yang bekerja dalam mereka yang dipimpin oleh-Nya," adalah apa yang kita bagi dengan Compagnia Missionaria pada saat wafatnya Padre Albino itu. Mereka adalah kata-kata yang mencerminkan gaya hidup semua saudara kita yang telah meninggal.

Menuju penemuan baru. Setiap tahun di bawah pohon Natal, Anda akan berharap untuk menemukan hadiah yang kurang imajinatif dan lebih cocok untuk usia kita, usia Kongregasi. Tentu kapitel entitas adalah hadiah penting. Serangkaian kapitel dimulai, yang pertama adalah kapitel Konfederasi Belanda-Flemish tanggal 9-11 April, dan diakhiri dengan kapitel di Provinsi Portugis pada tanggal 24-29 November. Semua itu dilakukan dengan mata mengarah kepada Kapitel Jendral  XXIII. Mungkin itu adalah suatu kesombongan melihat di bawah pohon untuk menemukan karunia cinta, tapi itulah sebabnya mengapa anak itu datang. Maka benarlah bahwa Kapitel Jendral berfokus pada tema: "Belaskasih, dalam komunitas, bersama kaum miskin." Tema ini membuka prespektif yang luas.

Belaskasih, adalah elemen pertama dari tema kapitel, memberikan perhatian khusus dan mencerminkan panggilan Paus Fransiskus. Untuk Kongregasi kita, kita dapat menimba kekuatan untuk kembali berefleksi tentang spiritualitas kita dan kebutuhan kita untuk memiliki formasi di dalamnya. Gereja di seluruh dunia meminta entitas dan Kongregasi, fokus multikultural dan misi multi-arah dari komunitas. Jangan lewatkan tanda-tanda menarik tentang hal ini. Di bawah pohon kita menemukan hadiah dari semangat baru dan jalan yang menjanjikan di Asia. Pertemuan ini dengan dunia menjadi efektif bila Anda berada di sisi orang miskin. Bersama orang miskin kita menemukan kembali dimensi sosial karisma kita. Kita telah mewujudkan hal ini dengan banyak inisiatif dari berbagai entitas. Jalan Keadilan dan Perdamaian untuk Kongregasi hidup. Di Quito (Ekuador) perwakilan dari Amerika Latin bertemu dari tanggal 22 sampai tanggal 26 September untuk memberikan bentuk dan garis-garis dari aksi kerasulan sosial. Sebagai Kongregasi, kita memberikan tanda atas pilihan preferensial kita untuk masyarakat miskin dengan mempromosikan solidaritas kepada orang-orang Kristen Irak.

Dalam kepenuhan waktu. Kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mencintai diri kita sendiri, kita bersama-sama merasakan secara nyata bahwa setiap orang yang kita jumpai di tahun ini, menginginkan hak yang sama dan martabat yang sama seperti yang kita lakukan. Kita harus menghormati masing-masing orang, termasuk lawan atau musuh kita, dan mereka yang bertentangan dengan kita. Natal adalah "kejutan" untuk belajar menghormati satu sama lain, saling mengasihi dalam melayani kepentingan umum, dengan memberi perhatian khusus pada mereka yang paling lemah dan paling menderita.

Oleh karena itu, saya tidak ragu untuk meminta Anak Allah, untuk semua dan untuk seluruh Kongregasi kita, rahmat untuk datang ke masing-masing kita sebagai antisipasi masa depan, harapan yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan, terpercaya dan indah, yang tidak ada orang lain dapat memberikan kepada hati kita. Selama Tahun Hidup Bakti, Harapan Paus Fransiskus, dan Kapitel Jendral XXIII, adalah untuk meminta bahwa Natal dan Tahun Baru akan menjadi pertemuan yang benar dengan-Nya, yang Dirinya sendiri adalah terang dunia, cahaya kehidupan, dan bahwa Gereja bersinar di dunia ini.

Pater  José Ornelas Carvalho
Superior Jendral
dan Dewannya

Pesan Natal 2014: Pater Propinsial SCJ Indonesia

    
Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ)
Propinsialat SCJ
Jl. Karya Baru 552/94, Km. 7 – Palembang 30152
Telp. 0711 – 410835; Fax 0711 -  417533 - INDONESIA
E-mail : sekpropscj@gmail.com




Para konfrater yang berbahagia,


Hari Raya Natal sekali lagi mendatangi kita. Kedatangan Sang Juru Selamat menandakan betapa Allah mencintai manusia, dan ingin tinggal di tengah-tengah Umat-Nya. Dia yang adalah Allah Mahatinggi berkenan hadir dan menjadi manusia lemah. Dengan hadir di tengah keluarga Yusuf dan Maria, Allah mau ditemui juga di dalam setiap keluarga dan komunitas kita (lih. Pesan Natal KWI dan PGI). Berbagai permasalahan yang mungkin terjadi di dalam keluarga dan komunitas kita tidak menghalangi perjumpaan dengan Allah di dalamnya. Justru di dalam menghadapi permasalahan tersebut, Allah seharusnya diikutsertakan dalam mencari jalan keluarnya.

            Kehadiran Sang Putra Tunggal Allah merupakan penggenapan waktu dari apa yang telah di janjikan-Nya sendiri. Kehadiran-Nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, agar manusia dapat disatukan kembali dalam keilahian. San Emmanuel berjalan bersama dalam sejarah dan perjuangan umat manusia. Kehadiran-Nya pun menyertai perjalanan Kongregasi kita dan melimpahkan segala berkat yang kita perlukan, sehingga sepanjang tahun yang sekarang ini hampir berlalu penyertaan-Nya selalu kita rasakan dalam segala kegiatan yang kita adakan (lih. Pesan Natal Pater Jenderal SCJ).

Penyertaan Rahmat San Emmanuel juga kita rasakan di dalam kehidupan Provinsi kita.


Kapitel Provinsi SCJ Indonesia IX (tgl. 16-23 September 2014) yang mengambil tema “Menjadi Nabi Cinta Kasih dan Pelayan Pendamaian” dapat terlaksana dengan baik dan telah berhasil merumuskan beberapa keputusan dan rekomendasi yang akan menjadi pedoman kita dalam melangkah 6 (enam) tahun kedepan sebagai provinsi.


Kita masing-masing juga bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan impian-impian yang ingin kita gapai di masa mendatang tersebut. Hal itu dimulai dari diri sendiri: bagaimana kita masing-masing bisa mewujudkan diri sebagai “nabi-nabi cintakasih dan pelayan pendamaian dalam Kristus” melalui hidup rohani, hidup berkomunitas, dan hidup pelayanan kita. Tantangan-tantangan untuk menjadi “nabi cinta kasih dan pelayan pendamaian” sangatlah nyata di dalam hidup kita sehari-hari, maka seharusnya menjadi nyata pulalah kesaksian hidup kita sehari-hari.

Di samping itu, penyertaan berkat Sang Emmanuel telah kita rasakan sepanjang perjalanan tahun yang sekarang sedang berlalu ini. Tahun 2014 ini bagi kita merupakan tahun yang pantas kita syukuri: kita mengenangkan 90 tahun kehadiran para missionaris SCJ pertama di Indonesia (23 September 1924), kita mensyukuri bahwa sebagai provinsi kita telah mencapai usia ke 40 tahun (2 Mei 1974), dan kita memberi arti yang lebih penting adalah peringatan 50 tahun Skolastikat SCJ di Yogyakarta.


Tentu saja masih ada banyak peristiwa baik yang besar maupun yang kecil, di mana kita merasakan berkat Tuhan melimpah bagi Provinsi kita. Pada kesempatan ini saya akan menyebutkan beberapa peristiwa yang berarti bagi perkembangan SCJ Provinsi Indonesia. Pada tahun ini kita bersyukur dengan rahmat panggilan karena cukup banyak calon yang ingin bergabung dengan Kongregasi dalam jenjang formasio kita. 10 orang postulan dan 16 orang novis memberikan dinamika yang progresif dalam provinsi kita. Demikian juga dengan 5 orang yang telah mengikrarkan kaul pertama, 3 konfrater berkaul kekal, serta 3 diakon telah ditahbiskan, memberikan warna kemudaan provinsi kita yang menurut statistik terakhir usia rata-rata anggota provinsi adalah 42,9 tahun.

Dinamika provinsi juga ditandai dengan selesainya studi lanjut dari beberapa konfrater yang diharapkan untuk semakin memantabkan langkah provinsi di dalam berbagai bidang hidup dan pelayanannya. Formasio awal dan formasio lanjut tetap merupakan suatu yang penting untuk diperhatikan oleh provinsi, baik dari segi finansial maupun personalnya.


SCJ Provinsi Indonesia tetap berusaha untuk menyatukan dinamikanya dengan gerak langkah Kongregasi secara keseluruhan. Pada tahun ini Kongregasi secara resmi telah memulai missi baru di dunia yang baru. Meskipun provinsi telah secara aktif membantu beberapa Entitas di dalam karyanya dan juga mempunyai tanggung jawabnya sendiri untuk missi di Luar Negeri, namun provinsi tetap mendukung proyek Kongregasi tersebut dengan mengutus 3 anggotanya. Semoga missi tersebut memberikan daya hidup yang baru untuk Kongregasi kita yang tercinta ini.

Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2014, tahun yang penuh peristiwa yang pantas kita syukuri. Kini kita akan memasuki tahun yang baru, tahun yang akan mempunyai warnanya tersendiri. Paus Fransiskus telah menetapkan tahun 2015 ini sebagai Tahun Hidup Bakti, tahun yang didedikasikan untuk kaum religius (biarawan-biarawati). Dalam Surat Pembukaan Tahun Hidup Bakti ini, Paus menuliskan kepada kita bahwa pertama-tama kita hendaknya mensyukuri akan panggilan Hidup Bakti ini, karena melalui Hidup Bakti banyak orang berusaha dan berjuang untuk mewujudkan kekudusan hidup di dunia ini. Melalui Surat yang sama, Paus mengajak kaum religius untuk “membangunkan dunia” yang kadang tertidur dan tidak sadar akan kehadiran Allah, melalui kesaksian hidup kaum religius itu sendiri (lih. Surat Paus Fransiskus untuk Pembukaan Tahun Hidup Bakti)


Dalam Surat Gembalanya guna menyambut Tahun Hidup Bakti ini, KWI juga menyapa seluruh Gereja Indonesia serta kaum religius, dan mengajak untuk merenungkan makna dan tujuan Hidup Bakti serta peran sertanya di dalam hidup menggereja. Hidup Bakti sendiri merupakan panggilan khusus yang Tuhan berikan kepada Gereja, maka pantaslah bahwa Gereja mensyukuri panggilan tersebut: “Betapa indah panggilan-Mu, Tuhan!” (bdk. Mzm 84:2) (lih. Surat KWI: Menyongsong Tahun Hidup Bakti). Koptari juga mengajak kita untuk merenungkan lebih mendalam panggilan hidup religius kita, dengan merenungkan sebuah tema: “Mensyukuri dan Memberi Kesaksian tentang keindahan Mengikuti Kristus sebagai Religius”.

Semoga tahun yang mendatang ini sungguh menjadi tahun permenungan dan tahun untuk memberi kesaksian hidup kita sebagai religius. Semoga Bunda Maria, “gambaran sempurna bagi hidup religius kita” (lih. Konst. 85), membantu kita semua untuk menjadi saksi-saksi cinta kasih Allah kepada manusia. Selamat Natal 2014, dan Selamat Tahun Baru 2015.


Salam dan Berkat Tuhan
P. Andreas Madya Sriyanto, SCJ
 



Panggilan dan Perutusan CYG



Sejak hari Rabu, 17 Desember 2014, Postulat-Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting diramaikan oleh peserta Chatolic Youth Gathering (CYG). CYG adalah perkumpulan pemuda Katolik yang mulai merasa terpanggil untuk membaktikan hidup dalam panggilan khusus. Mereka yang menjadi peserta adalah pemuda yang berasal dari berbagai Paroki dan sekolah tingkat SMP dan SMA di Lampung. Selain itu, terdapat juga para seminaris asal Palembang dan calon seminaris yang turut serta dalam acara ini. Pada tahun ini, acara digelar selama tiga hari dengan tema umum Panggilan dan Perutusan.


Pada hari pertama (17/12) peserta CYG tercatat berjumlah 91 orang. Mereka mengikuti Misa pembuka yang dipimpin oleh RP. Yohanes Rasul Susanto SCJ. Rangkaian acara pada hari pertama ini dirancang dengan kesan yang lebih spiritual, seperti via lucis dan jam kudus.



Via lucis atau jalan cahaya yang aslinya terdiri dari 14 pemberhentian ini dimodifikasi sedemikian rupa supaya menjadi ciri khas dari acara CYG yang SCJ. Terjadilah ibadat cahaya dengan lima pemberhentian. Di setiap pemberhentian peserta yang telah dibagi dalam lima kelompok menghidupkan lilin secara bertahap, kelompok demi kelompokmasing. Pada pemberhentian pertama, seluruh peserta diajak merenungkan peristiwa kelahirannya ke dunia, ketika manusia bisa menatap cahaya pada pertama kalinya. Kelahiran disimbolkan dengan keluar melalui pintu sambil membawa beberapa lilin yang sudah dinyalakan. 

Perhentian kedua adalah untuk mengenang pembaptisan. Panitia membacakan Refleksi Pater Dehon mengenai pembabtisannya. Refleksi itu mengajak peserta untuk meneladan Pater Dehon yang senantiasa bangga akan hari pembaptisannya. Peserta menerima simbol percikan air untuk kembali mengingatkan mereka pada hari pembabtisannya. Pada perhentian ketiga, peserta merenungkan anugerah Ekaristi yang telah mereka terima. Mereka mendapatkan kartu berisi gambar Sakramen Maha Kudus dan pesan khusus Pater Dehon mengenai Ekaristi. Peserta mendapat seteguk air pada perhentian keempat, yang melambangkan semangat baru dalam sakramen penguatan.  

Semua lilin menyala pada pemberhentian terakhir. Semua frater dan peserta mendapat abu di dahi masing-masing sebagai tanda pertobatan. Perhentian kelima ini sekaligus membuka jam kudus yang dimulai dari pukul 21.00WIB. Dalam kesempatan ini, peserta menulis niat-niatnya yang akan dibakar pada Misa penutupan CYG. 


Hari kedua (18/12) dibuka dengan Ibadat Pagi, dan Ekaristi yang dipimpin oleh RP Joko Lilo SCJ. Hari kedua menjadi hari study dan rekreasi. Ada pematerian di pagi hari, lalu outwardbound di siang hari, sharing dan pentas seni di malam hari. Pematerian diberikan oleh R.P. Y.R. Susanto SCJ dan Romo F.X. Joko Lilo, SCJ. Mereka berbicara tentang panggilan umum dan panggilan khusus sebagai orang Katholik. Mereka mengajak peserta CYG untuk bangga menjadi orang Katolik. Peserta sangat antusias dan mengaku terkesan dengan pertemuan yang digelar itu.  

Acara ditutup pada Hari Jumat, 19 Desember 2014 dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RP Ngatijan SCJ. Sebelumnya peserta telah menulis surat untuk orangtuanya masing-masing tentang cerita dan kesan selama acara serta harapan mereka terhadap keluarga. Ekaristi diakhiri dengan pembakaran niat-niat para peserta yang telah dibuat saat jam kudus hari pertama. 

“CYG berjalan lancar dan lebih meriah dengan jumlah peserta yang melebihi target awal, serta tetap bisa mempertahankan suasana komunitas biara. Kami berharap agar peserta yang motivasi dan kemantapan panggilannya demikian yang beragam, semakin dikuatkan oleh kesaksian para frater, romo dan kegiatan-kegiatan yang ada. Semoga CYG tahun depan dapat dikemas dengan lebih baik, dalam perhitungan yang matang agar semakin banyak orang muda Katolik yang berani mengatakan ya pada panggilan Tuhan,” ungkap Fr. Cahya Sandi selaku ketua panitia.


dikirim oleh: Grergorius Virdiawan Mubin (postulan) dan fr. Andreas Fajar Nu (novis scj)