Selasa, 23 Desember 2014

Pesan Natal 2014: Pater Propinsial SCJ Indonesia

    
Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ)
Propinsialat SCJ
Jl. Karya Baru 552/94, Km. 7 – Palembang 30152
Telp. 0711 – 410835; Fax 0711 -  417533 - INDONESIA
E-mail : sekpropscj@gmail.com




Para konfrater yang berbahagia,


Hari Raya Natal sekali lagi mendatangi kita. Kedatangan Sang Juru Selamat menandakan betapa Allah mencintai manusia, dan ingin tinggal di tengah-tengah Umat-Nya. Dia yang adalah Allah Mahatinggi berkenan hadir dan menjadi manusia lemah. Dengan hadir di tengah keluarga Yusuf dan Maria, Allah mau ditemui juga di dalam setiap keluarga dan komunitas kita (lih. Pesan Natal KWI dan PGI). Berbagai permasalahan yang mungkin terjadi di dalam keluarga dan komunitas kita tidak menghalangi perjumpaan dengan Allah di dalamnya. Justru di dalam menghadapi permasalahan tersebut, Allah seharusnya diikutsertakan dalam mencari jalan keluarnya.

            Kehadiran Sang Putra Tunggal Allah merupakan penggenapan waktu dari apa yang telah di janjikan-Nya sendiri. Kehadiran-Nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, agar manusia dapat disatukan kembali dalam keilahian. San Emmanuel berjalan bersama dalam sejarah dan perjuangan umat manusia. Kehadiran-Nya pun menyertai perjalanan Kongregasi kita dan melimpahkan segala berkat yang kita perlukan, sehingga sepanjang tahun yang sekarang ini hampir berlalu penyertaan-Nya selalu kita rasakan dalam segala kegiatan yang kita adakan (lih. Pesan Natal Pater Jenderal SCJ).

Penyertaan Rahmat San Emmanuel juga kita rasakan di dalam kehidupan Provinsi kita.


Kapitel Provinsi SCJ Indonesia IX (tgl. 16-23 September 2014) yang mengambil tema “Menjadi Nabi Cinta Kasih dan Pelayan Pendamaian” dapat terlaksana dengan baik dan telah berhasil merumuskan beberapa keputusan dan rekomendasi yang akan menjadi pedoman kita dalam melangkah 6 (enam) tahun kedepan sebagai provinsi.


Kita masing-masing juga bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan impian-impian yang ingin kita gapai di masa mendatang tersebut. Hal itu dimulai dari diri sendiri: bagaimana kita masing-masing bisa mewujudkan diri sebagai “nabi-nabi cintakasih dan pelayan pendamaian dalam Kristus” melalui hidup rohani, hidup berkomunitas, dan hidup pelayanan kita. Tantangan-tantangan untuk menjadi “nabi cinta kasih dan pelayan pendamaian” sangatlah nyata di dalam hidup kita sehari-hari, maka seharusnya menjadi nyata pulalah kesaksian hidup kita sehari-hari.

Di samping itu, penyertaan berkat Sang Emmanuel telah kita rasakan sepanjang perjalanan tahun yang sekarang sedang berlalu ini. Tahun 2014 ini bagi kita merupakan tahun yang pantas kita syukuri: kita mengenangkan 90 tahun kehadiran para missionaris SCJ pertama di Indonesia (23 September 1924), kita mensyukuri bahwa sebagai provinsi kita telah mencapai usia ke 40 tahun (2 Mei 1974), dan kita memberi arti yang lebih penting adalah peringatan 50 tahun Skolastikat SCJ di Yogyakarta.


Tentu saja masih ada banyak peristiwa baik yang besar maupun yang kecil, di mana kita merasakan berkat Tuhan melimpah bagi Provinsi kita. Pada kesempatan ini saya akan menyebutkan beberapa peristiwa yang berarti bagi perkembangan SCJ Provinsi Indonesia. Pada tahun ini kita bersyukur dengan rahmat panggilan karena cukup banyak calon yang ingin bergabung dengan Kongregasi dalam jenjang formasio kita. 10 orang postulan dan 16 orang novis memberikan dinamika yang progresif dalam provinsi kita. Demikian juga dengan 5 orang yang telah mengikrarkan kaul pertama, 3 konfrater berkaul kekal, serta 3 diakon telah ditahbiskan, memberikan warna kemudaan provinsi kita yang menurut statistik terakhir usia rata-rata anggota provinsi adalah 42,9 tahun.

Dinamika provinsi juga ditandai dengan selesainya studi lanjut dari beberapa konfrater yang diharapkan untuk semakin memantabkan langkah provinsi di dalam berbagai bidang hidup dan pelayanannya. Formasio awal dan formasio lanjut tetap merupakan suatu yang penting untuk diperhatikan oleh provinsi, baik dari segi finansial maupun personalnya.


SCJ Provinsi Indonesia tetap berusaha untuk menyatukan dinamikanya dengan gerak langkah Kongregasi secara keseluruhan. Pada tahun ini Kongregasi secara resmi telah memulai missi baru di dunia yang baru. Meskipun provinsi telah secara aktif membantu beberapa Entitas di dalam karyanya dan juga mempunyai tanggung jawabnya sendiri untuk missi di Luar Negeri, namun provinsi tetap mendukung proyek Kongregasi tersebut dengan mengutus 3 anggotanya. Semoga missi tersebut memberikan daya hidup yang baru untuk Kongregasi kita yang tercinta ini.

Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2014, tahun yang penuh peristiwa yang pantas kita syukuri. Kini kita akan memasuki tahun yang baru, tahun yang akan mempunyai warnanya tersendiri. Paus Fransiskus telah menetapkan tahun 2015 ini sebagai Tahun Hidup Bakti, tahun yang didedikasikan untuk kaum religius (biarawan-biarawati). Dalam Surat Pembukaan Tahun Hidup Bakti ini, Paus menuliskan kepada kita bahwa pertama-tama kita hendaknya mensyukuri akan panggilan Hidup Bakti ini, karena melalui Hidup Bakti banyak orang berusaha dan berjuang untuk mewujudkan kekudusan hidup di dunia ini. Melalui Surat yang sama, Paus mengajak kaum religius untuk “membangunkan dunia” yang kadang tertidur dan tidak sadar akan kehadiran Allah, melalui kesaksian hidup kaum religius itu sendiri (lih. Surat Paus Fransiskus untuk Pembukaan Tahun Hidup Bakti)


Dalam Surat Gembalanya guna menyambut Tahun Hidup Bakti ini, KWI juga menyapa seluruh Gereja Indonesia serta kaum religius, dan mengajak untuk merenungkan makna dan tujuan Hidup Bakti serta peran sertanya di dalam hidup menggereja. Hidup Bakti sendiri merupakan panggilan khusus yang Tuhan berikan kepada Gereja, maka pantaslah bahwa Gereja mensyukuri panggilan tersebut: “Betapa indah panggilan-Mu, Tuhan!” (bdk. Mzm 84:2) (lih. Surat KWI: Menyongsong Tahun Hidup Bakti). Koptari juga mengajak kita untuk merenungkan lebih mendalam panggilan hidup religius kita, dengan merenungkan sebuah tema: “Mensyukuri dan Memberi Kesaksian tentang keindahan Mengikuti Kristus sebagai Religius”.

Semoga tahun yang mendatang ini sungguh menjadi tahun permenungan dan tahun untuk memberi kesaksian hidup kita sebagai religius. Semoga Bunda Maria, “gambaran sempurna bagi hidup religius kita” (lih. Konst. 85), membantu kita semua untuk menjadi saksi-saksi cinta kasih Allah kepada manusia. Selamat Natal 2014, dan Selamat Tahun Baru 2015.


Salam dan Berkat Tuhan
P. Andreas Madya Sriyanto, SCJ
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar