“Di tengah masyarakat pada
umumnya, jika kita berjumpa dengan orang yang ekstrim jahat, orang menjuluki “wong edan” (red: orang gila),
tetapi sama juga kalau kita menjumpai orang yang ekxtrim baik, orang juga akan
menjuluki “wong edan”.
“Paulus pernah menghidupi keduanya, sehingga kita
bisa menjulukinya wong edannya wong edan. Hebatnya, Paulus bisa beralih dari
ekstrim jahat menuju ke ekstrim baik”. Demikian
kata Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam Homilinya pada perayaan penuh syukur
Tahbisan Imamat, Imam dan Diakon SCJ Provinsi Indonesia.
Mgr. Yohanes, bapa Uskup Keuskupan tanjung karang, mengharapkan para tertahbis, para Imam, religius, dan umat bisa meneladan St. Paulus. Gereja membutuhkan “wong edan” ditengah dunia modern saat ini, yang mampu bertobat dan menjadi saksi Iman yang sejati.
Kongregasi Imam-Imam Hati
Kudus Yesus (SCJ) kembali mendapatkan anugerah luar biasa dari Tuhan. Pada
tanggal 25 januari 2017, pesta bertobatnya St. Paulus, 2 orang diakon SCJ
ditahbisakan menjadi Imam, dan 2 frater SCJ ditahbiskan menjadi diakon. Peristiwa
penuh syukur ini dilaksakan di paroki St. Pius X Gisting, Propinsi Lampung. Peristiwa
penuh syukur ini dihari sekitar 120 Imam dan 2500 umat.
Rm. Gregorius Jenli Imawan
SCJ dari Paroki St. Paulus Kota Gajah dan Rm. Petrus Cipto Nugroho SCJ dari
Paroki St. Maria Bunda Kristus- Wedi Klaten, menerima Tahbisan Imamat. Frd.
Vincentius Anggoro Ratri SCJ dari Paroki St, Theresia Jambi dan Frd. Isidorus
Didik Susanto SCJ dari paroki St. Maria Tak bernoda – tegal Rejo menerima
tahbisan Diakon.
Rm. Alexander Sapto
Dwihandoko SCJ, Superior Propinsial SCJ Indonesia mengatakan, bahwa Tahbisan
Imam dan Diakon menjadi tanda kesetiaan Tuhan kepada dunia ini, sebab mereka
diutus Allah untuk menggembalakan seluruh umatNya menuju keselamatan.
Setelah perayaan tahbisan,
para Dehonian – SCJ, berkumpul di Rumah Retret La Verna Padang Bulan, untuk
mengadakan Assembly. Assembly menjadi kesempatan bagi para dehonian untuk
berkumpul dan bersyukur atas kelahiran Imam Baru.