Rabu, 27 Agustus 2014

Pesta Emas Skolastikat SCJ: Dipanggil menjadi Nabi Cinta Kasih dan Pelayan Perdamaian (1)


Syukur atas 50 tahun
Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh dengan aneka syukur bagi Kongregasi SCJ, khususnya Propinsi SCJ Indonesia. Pada tahun ini, Kongregasi SCJ mensyukuri 90 tahun kehadirannya di Indonesia, sejak para misionaris pertama SCJ datang dan berkarya di Tanjung Sakti, Sumatera Selatan. Selain itu, pada tahun ini Propinsi SCJ Indonesia merayakan juga 40 tahun sebagai propinsi. Dan pada bulan September 2014 ini juga Propinsi SCJ Indonesia akan menyelenggarakan Kapitel Propinsi, yang merupakan kesempatan utama di mana Propinsi SCJ sebagai keseluruhan “mencari kehendak Allah... melalui dialog yang terbuka” (Konst. SCJ 55). Sementara bagi Skolastikat SCJ di Yogyakarta, tahun ini pula dirayakan usia 50 tahun. Sebuah tahun yang penuh syukur dan penuh rahmat.
Dalam rangka merayakan syukur atas usia 50 tahun ini, Skolastikat SCJ berusaha untuk merefleksikan diri dan berusaha membarui diri. Untuk membantu refleksi tersebut, Panitia Pesta Emas Skolastikat SCJ mengangkat tema: Dipanggil Menjadi Nabi Cinta Kasih dan Pelayan Perdamaian. Tema ini sejalan dengan tema yang diusung oleh Panitia Persiapan Kapitel Propinsi, yakni: “SCJ Propinsi Indonesia menegaskan diri untuk menjadi nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian di jaman ini.” Dengan tema ini, baik Skolastikat SCJ maupun Propinsi SCJ Indonesia hendak berupaya menggali kembali kharisma dan panggilannya sebagaimana dikatakan dalam Konstitusi SCJ no. 7: “Pater Dehon mengharapkan dari para religiusnya supaya mereka menjadi nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian manusia dan dunia dalam Kristus (bdk. 2Kor 5:18).”

Tema tersebut diangkat dengan kesadaran akan realita yang ada di jaman ini, di mana terdapat aneka tantangan di dalamnya. Dalam hidup berbangsa dan bernegara kita mengalami tantangan di sekitar pelaksanaan demokrasi, pemberantasan korupsi, aneka konflik, dan lain sebagainya. Dalam hidup bermasyarakat, kita pun mengalami tantangan yang berkaitan dengan pluralitas, toleransi dalam hidup beragama, dll. Demikian juga kita mengalami semakin pesatnya perkembangan teknologi dengan segala macam dampak positif maupun negatifnya. Arus jaman ini tentunya juga ikut berdampak pula bagi para anggota komunitas Skolastikat SCJ, yang sebagian besar adalah para calon gembala Gereja di masa mendatang. Maka dari itu, dengan mengangkat tema ini, seluruh anggota komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta diajak untuk merefleksikan kembali panggilan dan perutusannya sebagai nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian.
Aneka kegiatan untuk mengisi rasa syukur atas 50 tahun ini pun dilaksanakan oleh seluruh anggota komunitas, baik secara rohani maupun dalam aneka kegiatan fisik lain. Secara rohani, sejak Oktober 2013 diadakan Novena selama 9 bulan menjelang puncak perayaan yang diadakan setiap Jam Kudus (malam Jumat Pertama) di dua rumah (Skolastikat SCJ dan Visma Vijaya Praya). Selain itu, Skolastikat SCJ juga mengadakan safari panggilan ke beberapa paroki: Kuasi Paroki Pringgolayan (16 Februari 2014), Paroki Somohitan (16 Maret 2014), Paroki Babadan (25 Mei 2014) dan Paroki Klodran – Bantul (15 Juni 2014). Pada 27 April 2014 diadakan Lomba PIA-PIR se-Sleman yang diikuti oleh perwakilan PIA-PIR dari 12 paroki yang ada di wilayah Sleman. Perlombaan meliputi: koor, lektor, mazmur, kuis kitab suci, dan berburu sahabat.

Pada 29 Mei 2014 diadakan Seminar “Jubah tak Harus buat Gerah” bagi para biarawan-biarawati di DIY. Seminar ini diadakan di aula Skolastikat SCJ dengan pembicara Sr Martha E. Driscoll OCSO (Abdis Pertapaan Gedono), Rm Petrus Sunu Hardiyanto SJ (Provinsial SJ Indonesia) dan Bapak FX Supriharsono (awam, salah satu alumni Skolastikat SCJ). Selain itu, Skolastikat SCJ juga mengadakan kenduri bersama warga di sekitar Skolastikat SCJ pada 23 Juni 2014. Sekitar 100 warga hadir dalam kenduri ini, yang sekaligus menjadi sarana memperkenalkan kembali Skolastikat SCJ bagi masyarakat sekitar. Dan pada 24 Juni 2014 diadakan pula temu kangen bagi para alumni Skolastikat SCJ, baik yang menjadi imam/biarawan maupun yang memilih jalan panggilan lain.
Dan sebagai puncak perayaan syukur, diadakan perayaan Ekaristi pada 25 Juni 2014 yang dipimpin Mgr Aloysius Sudarso SCJ. Hadir pula Mgr Andreas Henrisoesanto SCJ (Uskup Emeritus Tanjung Karang), Rm Paulus Sugino SCJ (Anggota Dewan Penasihat Jendral), Rm Andreas Madya Sriyanto SCJ (Propinsial SCJ Indonesia) serta puluhan imam SCJ lain yang turut berkonselebrasi dalam perayaan Ekaristi itu. Hadir pula para alumni awam yang pernah tinggal dan belajar di Skolastikat SCJ. Ratusan umat lain pun turut hadir dalam perayaan syukur ini yang diadakan di lapangan Skolastikat SCJ.
Bersambung:

Penulis: Fr St Sigit Pranoto SCJ
              (Skolastik tinggal di VVP Jl. Wulung Papringan Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar