Kata-kata
itulah yang terpampang jelas di tembok belakang altar Gereja St. Pius X Gisting,
artinya adalah “Bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mulah terjadi...”. Itulah
motto yang diangkat oleh ke 15 frater novis SCJ yang pada hari Senin, 20 Juli
2015 mengucapkan kaul yang pertama kalinya. Hari itu menjadi sebuah hari
istimewa dan kado istimewa bukan saja bagi SCJ Propinsi Indonesia tapi juga
Gereja yang pada tahun ini merayakan Tahun Hidup bakti.
Menjadi lebih istimewa
lagi karena perayaan Kaul Pertama para frater SCJ ini dihadiri oleh tiga Uskup,
yaitu Uskup Agung Palembang, Mgr. Aluisius Sudarso SCJ, Uskup Tanjungkarang,
Mgr. Yohanes Harun Yuwono, dan Uskup Emeritus, Mgr. Andreas Henrisoesanta SCJ. Perayaan
yang biasanya dirayakan di kapel Novisiat St. Yohanes Gisting, kali ini
dirayakan di Gereja Paroki St. Pius X Gisting.
Nampak
terpampang wajah-wajah gembira, penuh semangat, sekaligus penuh harapan dari ke
limabelas anak-anak muda ini. Kebanggaan sekaligus pertanyaan, hendak jadi apa
mereka ini kelak, sebab peristiwa ini menjadi sangat istimewa dengan kehadiran
3 Uskup serta begitu banyak umat, keluarga, serta konfrater yang mendukung.
Dalam
kotbahnya, Mgr. Sudarso mengangkat tema yang dipilih oleh para Novis. Kata-kata
yang diambil dari doa Yesus ketika mengalami sakrat maut di kebun zaitun. Sudah
terbayang dalam diri Yesus penderitaan, salib, dan wafat yang akan dideritaNya,
sehingga mengalami pegulatan yang sangat dalam sampai bercucuran keringat
darah. Ini lah yang menjadi titik balik dalam hidup Yesus. Tergantung kepada
keputusan Yesus pada waktu itu, apakah akan terjadi keselamatan di dunia atau
tidak, tergantung apakah Yesus akan menerima atau tidak. Keputusan yang tidak
mudah, itulah keputusan yang berat, keputusan yang akan membawa akibat, apakah
berkat atau kemalangan.
Walaupun Yesus mengalami penderitaan
luar biasa tak terbayangkan, namun penderitaan itu berhenti sesudah Yesus
berdoa kepada BapaNya, kemudian Yesus bangkit dan menghadapi tantangan yang
akan dihadapiNya. Inilah mungkin yang menjadi kekuatan yang diambil dalam
kebersamaan oleh frater-frater ini dalam menempuh jalan Yesus, yang masuk ke
taman Getsmani dalam kegelapan malam itu namun keluar dengan terang sesudah
mengatakan, “Bukan kehendakku ya Tuhan, melainkan kehendakMulah yang terjadi...”
Inilah
kekuatan iman kita, mengikuti jalan Yesus yang ketika mengalami penderitaan bertemu
dengan Bapa, berbicara kepada Bapa, berdoa kepada bapa, berkeluh kesah kepada
BapaNya yang kemudian berani mengatakan, “Non
Mea Voluntas Sed Tua Fiat...” Kuasa Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan
meneguhkan serta memberi kekuatan iman kita. Itulah hidup beriman, artinya
mengimani bahwa Tuhan membimbing perjalan kita, tetapi untuk itu Yesus memberi
contoh, datanglah kepada Bapa, berbicaralah kepada Bapa, berdoalah kepada Bapa
juga kalau kita mengalami kegelapan maka kita akan keluar dari kegelapan itu
dan menemukan terang karena berdoa kepada Bapa.
Mgr. Sudarso, juga
mengajak para frater untuk bersama-sama mengulangi doa Yesus, dan merenungkan
apa sebetulnya yang ada dalam Hati Yesus saat mengucapkan doa itu. “Non Mea Voluntas Sed Tua Fiat...” Yesus
dalam doa itu mau mengungkapkan bahwa dia dengan sempurna mempercayai apa yang
dikehendaki Bapa. Yesus menyerahkan diri dalam kasih Bapa yang takkan
mencelakaan manusia. Memang yang paling berat dalam hidup ini adalah menerima
yang tidak bisa dimengerti sebelumnya. Kita manusia tidak mungkin mengerti apa
yang akan terjadi tetapi asal kita yakin akan kasih Tuhan maka semuanya akan
terjadi seperti yang dikehendaki Tuhan.
Mgr. Sudarso juga mengajak
agar kita selalu berjaga dan berdoalah, seperti yang dikatakan Yesus kepada
para muridNya. Berjaga berarti bersatu dengan Tuhan yang kita nantikan. Yesus
mengajak kita untuk menyapa Tuhan terus menerus bersatu denganNya. Kesadaran akan
Tuhan yang hadir itulah yang diharapkan dalam hidup kita nanti. Menyadari
kehadiranNya dalam suka dan duka. Itulah cara kita menjadi seroang beriman,
yaitu berdoa. Cara menjadi biarawan-biarawati adalah berdoa, cara menjadi imam
yang baik adalah berdoa. Berdoa agar kita tidak jatuh dalam pencobaan, sebab
dunia sekarang ini seakan-akan memusuhi hidup beriman.
Kaul para
frater ini memberi kesaksian bahwa Tuhan itu dekat. Kedekatan dengan Tuhan itu
membawa kedekatan kepada sesama, karena Allah dekat dengan sesama. Oleh karena
itu kedekatan hidup religius adalah memberi kesaksian bahwa Tuhan itu dekat.
Kaul juga membuat para religius dikhususkan untuk memberi kesaksian dalam
Gereja bahwa Tuhan senantiasa menemani dan dekat dengan hidup kita. Sehingga
hidup kita akan senantiasa penuh berkat dan kasih karunia Tuhan.
SCJ Propinsi Indonesia
sungguh mengalami berkat melimpah tahun ini, tidak hanya dengan berkat karena
ke limabelas frater yang mengikhrarkan kaul pertama, namun juga ke 10 pemudia
yang diterima sebagai postulan dan 9 pemuda yang diterima sebagai novis.
Foto-foto bisa Ada lihat di:
1. Penerimaan Novis SCJ : https://plus.google.com/photos/111270483211043858584/albums/6173813737426373025
2. Penerimaan postulan scj : https://plus.google.com/photos/111270483211043858584/albums/6173816493447645953
3. Pengikraran Kaul Pertama SCJ : https://plus.google.com/photos/111270483211043858584/albums/6173826358895218401