Kamis, 18 September 2014

Taiwan, Entitas SCJ Terkecil di Dunia

Rm. Agus Suyono SCJ (kiri) dan Rm. Adi Purnama SCJ (kanan) Misonaris di Taiwan bersama Pater Jendral SCJ



Komunitas SCJ di Taiwan merupakan entitas terkecil di dunia. Misi ini dimulai oleh Romo Alexander Sapto Dwihandoko SCJ yang saat itu menjadi peopinsial SCJ Indonesia. Kini SCJ hadir di Keuskupan Hshin Zhu.
Menurut Romo Agus Suyono SCJ, Uskup Hshin Zhu, Mgr. John Lee sangat terkesan dengan Rm Sapto. Uskup meminta SCJ untuk memulai karya di keuskupannya. “Surat dari propinsial mulai aktif begitu saya wisuda. Saya masuk ke Migrant Center di keuskupan. Saya membantu advokasi untuk para migran dari Indonesia. Saya menyiapkan dokumen-dokumen dalam Bahasa Inggris, Indonesia dan Mandarin,” tutur Romo Agus ketika diberi kesempatan untuk berbicara saat Pater Propinsial SCJ menyampaikan laporannya, Rabu (17/9).
Pater Jendral SCJ, Rm. Jose Ornelas SCJ

Romo Agus menuturkan, selama empat bulan ia bekerja di migrant center. Lalu ia menjadi pastor paroki di gereja katedral selama empat tahun. Kini ia dan Romo Adi Susanti Purnama diserahi tugas untuk mengelola sebuah paroki di pinggiran. Selain itu, Romo Agus masih membantu keuskupan dalam Komisi Liturgi.
Meski ada sejumlah tugas yang mesti dilakukan seperti pelayanan untuk lansia di panti jompo, advokasi untuk para TKI, tugas utamanya adalah pastor paroki.
Ada sejumlah persoalan yang dihadapi oleh umat dan masyarakat yang ada di parokinya. Sekularisme menjadi salah satu masalah yang dominan dalam kehidupan masyarakat Taiwan. Hidup menggereja tidak lebih hebat dari Indonesia. Umat yang dibaptis tahun 1970-an banyak yang meninggalkan gereja, karena ekonomi yang semakin membaik. 
Uskup Keuskupan Hsin Zhu, Mgr John Lee(kanan) bersama Pater Jendral

Persoalan lain adalah pergeseran nilai seperti soal keluarga, aborsi yang legal, lesbian, homoseksual, banyak yang tdk mau menikah tetapi lebih suka hidup bersama.  Hidup bersama dengan tidak menikah sudah diterima mayarakat sebgaai hal yang biasa. Ada pula hidup bersama pranikah.
Keuskupan Hshincu membutuhkan tenaga-tenaga dari SCJ. “Uskup mengusulkan ada tiga orang SCJ yang bisa bekerja di paroki. Lebih bagus lagi kalau ada lima,” kata Romo Agus yang awalnya masuk ke Taiwan sebagai mahasiswa ini.
Tentang misi di Taiwan, Pater Propinsial mengatakan  bahwa misi ini lebih baik menjadi misi internasional. Karena itu, diperlukan kerjasama dengan Distrik India, Regio Philipina dan Distrik Vietnam. **


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar