Selasa, 02 Desember 2014

Seminar “Hallelujah Diet”: Pola Makan Enak-Sehat-Alami Berdasarkan Alkitab



Rm. Priyo SCJ (Rektor Skolastikat SCJ) dan Bp. Wied Harry

Pada hari Minggu 30 November 2014 Skolastikat SCJ menjadi tempat untuk seminar bertajuk “Hallelujah Diet” dengan narasumber Bp. Wied Harry Apriadji, seorang pakar gizi dan ahli masak sehat alami. Sejak tahun 2000 ia mempraktekkan pola makan food combining (metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan). Ia mengutamakan hidangan vegetarian dan raw foods sebagai makanannya. Ia telah menulis lebih dari 70 buku, yang bertema tentang menu dan pola makanan sehat.

Seminar ini merupakan bagian dari baksos (bakti sosial) yang diadakan oleh Bp. Wied Harry yang mempunyai kepedulian terhadap kesehatan para imam, biarawan/biarawati. Menurutnya, saat ini banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Dan para imam, biarawan-biarawati pun mengalami permasalahan ini.


Peserta seminar terdiri dari para romo dan frater SCJ, Rm Widi OMI, frater-frater OCSO, OSA, MSF, OMI, OCD, CMF dan beberapa konvik lain serta beberapa karyawan/karyawati yang bekerja di konvik-konvik.

Bp Wied menjelaskan bahwa “Hallelujah Diet” ini merupakan sebuah program pengaturan pola makan secara Alkitabiah. Program ini diprakarsai oleh Pdt. George Malkmus. Dalam Kej 1:29 diungkapkan bagaimana pola makan seperti yang dikehendaki Allah: “Berfirmanlah Allah: Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu”. Inilah makanan yang diberikan Allah bagi manusia.

“Sebelum peristiwa air bah, umur manusia bisa mencapai lebih dari 900 tahun. Tapi sesudah peristiwa air bah, saat di mana manusia mulai makan daging-dagingan, umur manusia mulai berkurang tinggal 140 tahunan,” ulas Bp Wied. Dalam seminarnya, Bp Wied mendasarkan pada Kej 9:3 yang mengatakan “Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau”. Menurutnya, ayat ini sering dipakai sebagai legitimasi bahwa manusia boleh makan apa saja. Menanggapi hal ini, Bp Wied meminta supaya kalimat “seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau” tetap digarisbawahi. Tumbuh-tumbuhan (sayuran, buah-buahan) harus tetap menjadi menu utama.

Memang disadari bahwa semakin lama, manusia nampaknya berumur lebih pendek. Hal ini tak lepas dari pola dan menu makanan yang disantap. Terlebih lagi saat ini, berbagai macam makanan instan tersedia dengan mudah. Dan ternyata di balik makanan-makanan tersebut terdapat aneka macam unsur “pembunuh” manusia.

Dalam seminar ini, para peserta diajak untuk menyadari kembali bagaimana pola makan selama ini. Peserta juga diajak untuk mengatur pola makan yang sehat, khususnya dengan semakin memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan segar (tanpa dimasak). 

Selama seminar ini para peserta juga menikmati snack cake terong dan pisang rae. Dan pada saat makan siang, para peserta mulai menyantap menu sehat yang disiapkan oleh Tim yang dikoordinatori oleh mbak Dian. Sore harinya, para frater SCJ diajak untuk mempersiapkan menu makan malam 100% Raw Food a la Wied Harry yang terdiri dari: raw rice (terdiri dari: bengkoang, ubi jalar merah, jagung manis muda, kelapa muda), urap serai asam pedas, tempe bakar penyet sambal matah, tongseng tahu kacang ijo. Tak ada nasi seperti biasanya. Dan bahkan semua makanan ini dihidangkan tanpa dimasak.

“Semangat para romo & frater sungguh luar biasa! Demi sehat; raw rice (bengkoang, ubi jalar merah, jagung manis muda, kelapa muda) disikat habis. Ditemani urap serai asam pedas sayuran, tempe bakar penyet sambal matah, tongseng tahu kacang ijo. Yukk marreee ...” demikian tulis Bp Wied Harry dalam facebook-nya sembari mengunggah foto-foto kegiatan.

St. Sigit Pranoto SCJ
(Frater Skolatik yang menyelesaikan S2 di Yogyakarta)

Foto-foto (Doc. Skolastikat scj dan bp. Wied Harry) bisa dilihat di:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar