Para Novis-Postulan berada di Makam para Misionaris di Cimahi |
Gereja bagai bahtera mengarungi jaman, mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu. Gelombang jaman menghempas dan sulit ditempuh. Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih, berapa lagi jauhnya labuhan abadi?.......
Sepenggal lagu
di atas menggambarkan Gereja Umat Allah, yang melakukan peziarahan di dunia
dalam arus zamannya. Aneka rupa gelombang menghempasnya. Siapa dapat bertahan
akan sampai pada tanah air surgawi. Dalam KGK No 2691 dituliskan, Ziarah-ziarah
mengingatkan bahwa kita di dunia ini sedang berada dalam perjalanan menuju
surga. Sejak dahulu kala ziarah itu sangat tepat untuk pembaharuan doa.
Tempat-tempat kudus bagi para penziarah adalah tempat yang sangat cocok untuk
mencari sumber-sumber hidup, untuk menghidupkan bentuk-bentuk doa Kristen
"sebagai Gereja". Tradisi
iman inilah yang juga menghantar kami
Komunitas Postulat-Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting melakukan peziarahan. pelaksanaannya
dilakukan pada tanggal 6-10 November 2014. kami menyebutnya dengan “Ziarek”
(ziarah, aksi panggilan dan reksreasi). Ziarek ini tetap dalam suasana
formasio, ada hal-hal yang harus direnungkan bagi sebagai pribadi maupun
sebagai formandi. Oleh sebab itu setiap pribadi diberi beberapa pertanyaan
refleksi yang akan direnungkan selama berziarah. Adapun tempat yang kami
kunjungi adalah Pemakaman Belanda Leuwi Gajah, Cimahi. Seminari Stella Maris, Bogor. Biara
Suster-Suster FMM (tempat Pater Dehon merayakan Misa Malam Natal dan mnignap
sewaktu berkunjung di Indonesia, yang dulu merupakan Biara Suster-Suster
Ursulin). Komunitas Suster-suster FCh, Rumah SCJ Jakarta, dan tugas koor di
paroki-paroki tempat SCJ berkarya di Keuskupan Agung Jakarta. Selama di Jakarta
kami menginap di Wisma KWI – Pondok Labu.
Para Novis-Postulan berada di Makam para Misionaris di Cimahi |
Pada hari
Jum’at, 7 November 2014, Kami pergi ke Pemakaman Belanda Leuwi Gajah, di Cimahi
sebagai tempat ziarah. Di tempat ini dimakamkan 9 Romo dan 2 Bruder Misionaris
dari Belanda. Mereka meninggal pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Mereka
meninggal sebagai seorang Misionaris. Kami mencoba untuk mengenang kembali usaha mereka dalam
menghadirkan dan meluaskan Kerajaan Hati Kudus dan memperkenalkan Kongregasi SCJ
di Indonesia. Mereka memulai pekerjaan mulia di Bumi Pertiwi Indonesia. Kami
datang memohon doa restu dari mereka untuk meneruskan karya yang telah mereka
mulai. Pondasi telah ditanam kini tinggal mendirikan bangunan serta
mengembangkannya hingga selesai. Kami juga merayakan Ekaristi di komplek
pemakaman ini.
Selesai berziarah,
kami melanjutkan perjalanan ke Seminari Stella Maris, Bogor. Kami berjumpa
dengan para Formator dan Seminaris dari pukul 18.00 -19.24 Perjumpaan yang
singkat kami harapkan mampu memberikan peneguhan bagi panggilan kami dan
mereka. Mereka diajak berdinamika dengan musik dan sharing. Tujuan utama yaitu
memperkenalkan Kongregasi SCJ kepada mereka, tentang pendiri kongregasi,
spiritualitas dan ritme kehidupan masa postulat dan novisat. Mereka begitu
antusias dalam menyambut kami dan memberikan pertanyaan seputar kongregasi.
Kami berharap perjumpaan ini mampu menarik banyak seminaris untuk bergabung dengan
Kongregasi SCJ. Selanjutnya, kami melanjutkan kunjungan ke Biara Suster-Suster
FMM. Kami disambut dengan hangat oleh para suster. Kunjungan kami dimulai dengan
makan malam bersama para suster di Ruang Makan Biara. Kemudian dilanjutkan
dengan Ibadat Completorium (ibadat
penutup hari) di Kapel Susteran tempat Pater Dehon dulu merayakan Ekaristi
malam Natal. Tidak hanya itu kami juga diajak untuk mengunjungi ruang tidur
yang dulu digunakan oleh Pater Dehon, yang dijaga dengan baik. Setelah selesai
berkunjung kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
dilaporkan oleh: fr. Cyprianus Wedha Anggara (Novis SCJ)
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar