Senin, 03 Agustus 2015

Karena Kasih Penyertaan Tuhan




 Detik berganti jam, jam berganti dengan hari, hari berganti dengan bulan, bulan berganti dengan tahun dan tahun demi tahun berlalu.Tanggal 20 Juli 1990 Rm. Yoseph Sutrisno Amirullah SCJ, Rm. Julius Sukamto SCJ, Rm. Robertus Sutopo SCJ, Rm. Antonius Dwi Pramono, dan Rm. Christianus Hendrick SCJ mengikrarkan kaul pertama di kapel Novisiat St. Yohanes Gisting, Lampung. Perjalanan waktu mengantar mereka hingga hari ini 20 Juli 2015 menjalani hidup membiara. Tak terasa dua puluh lima tahun menjalani hidup sebagai biarawan SCJ dan menghayati ketiga nasihat injili, yakni kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Tentu dalam perjalanan waktu tersebut pengalaman jatuh bangun dan liku-liku hidup panggilan menjadi bagian dari hidup. Namun kesadaran bahwa belas kasih dan penyertaan Tuhan akhirnya mengantar mereka hingga saat ini.

Mensyukuri anugerah terindah itu, kelima imam merayakan 25 tahun hidup membiara di Skolastikat SCJ Yogyakarta. Perayaan ini diadakan sekaligus juga dengan perayaan kaul kekal para frater dan pembaharuan kaul, Senin 20 Juli 2015. ia juga turut memeriahkan suasana Kapel Skolastikat SCJ Yogyakarta, Senin, 20/7. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Rm. Titus Waris Widodo SCJ selaku wakil Propinsial SCJ, Rm. FX. Tri Priyo Widarto SCJ sebagai Rektor Skolastikat SCJ, dan Rm. Yulius Sunardi SCJ sebagai wakil Rektor, dan 18 imam konselebran lainnya. Kehadiran umat dan para undangan serta keluarga SCJ juga semakin meneguhkan dan menyemangati hidup pelayanan mereka. Perayaan ini merupakan merupakan peristiwa penuh iman, di mana Tuhan sendiri yang berkarya dalam hidup dan panggilan ini. “Kita tidak akan mampu mencapai kesempurnaan hidup hanya mengandalakan keuatan diri kita sendiri. Untuk sampai pada 25 tahun membiara pun demikian. Tuhan yang memampukan kita” ungkap Rm. Titus dalam homilinya. 



Usia 25 tahun diumpamakan  sebagai usia dimana seseorang semakin matang dalam kepribadian. Ia tidak lagi mempersoalkan apa yang dikatakan orang lain tentang jati diri, namun kematangan pribadilah yang berbicara sebelum ia mengambil sebuah tindakan.  Perjalan usia 25 tentu banyak pengalaman suka-duka yang dialami sebagai biarawan SCJ. Kiranya semua pengalaman itu turut membentuk dan mewarnai perjalanan hidup sebagai seorang religius dehonian. Peristiwa iman juga mengingtkan para biarawan SCJ akan identitas panggilannya yang teus dijalani dengan kesetiaan kepada Tuhan. Persaudaran dalam hidup berkomunitas juga semakin mewarnai dan menyemangati dalam hidup berkomunitas. “Hingga sampai angka 25 tahun hidup membiara semuanya melalui sebuah proses panjang. Segala sesuatu tidak sekali jadi, kasih Tuhan yang memampukan kami sehingga mampu menjalani semua ini. Persaudaraan dalam komunitas SCJ juga semakin menguatkan langkah kami,” tutur Rm. Yoseph SCJ dalam kata sambutannya.

Kiranya peristiwa iman ini juga semakin menyadarkan kaum muda bahwa hidup dijaman serba modern saat ini, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk dijalani sebagai biarawan. Juga bagi para frater, bukanlah melihat lamanya waktu tetapi jalanilah semuanya dengan setia dan sepenuh hati maka perjalanan waktu akan menghantarkan pada masanya.

Ungkapan syukur atas anugerah dari Tuhan terwujud dalam makan siang bersama seluruh umat dan undangan yang hadir. Persaudaraan dan syukur makin mewarnai kebersamaan siang hari itu. Proficiat kepada para romo yang merayakan pesta perak 25 tahun hidup membiara dan kepada seluruh para frater SCJ. Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus.*** 



oleh fr. Emil SCJ dan fr. Maxi SCJ (Skolastik yang tinggal di Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar