Selasa, 14 Desember 2010

Sari Berita Propinsi bulan April 2010

1. PERTEMUAN PARA FORMATOR SCJ

Tanggal 26 - 28 Februari 2010 telah diadakan pertemuan para Formator SCJ di Kaliurang Yogyakarta. Pertemuan ini diikuti oleh semua jenjang formasio formal dari Seminari Menengah
St. Paulus, Postulat - Novisiat St.Yohanes dan Skolastikat.


Para formator yang hadir dalam Pertemuan ini adalah:
Seminari Menengah :
              Rm. Titus Waris Widodo, SCJ; Rm. Agustinus Setyoaji P., SCJ
Postulat :
              Rm. B. Mulyono, SCJ; Rm. Sukamto, SCJ
Novisiat :
              Rm. Bl. Sumaryo, SCJ; Rm. FX. Tri Priyo Widarto, SCJ
Skolastit :
              Rm. J. Juliwan, SCJ; Rm. CB. Kusmaryanto SCJ;
              Rm. FA. Purwanto, SCJ; Rm. Ag. Riyanto, SCJ


Propinsial dan DPP : Rm. A. Sapta Dwi Handoko, SCJ; Rm. P. Gunawan S, SCJ

Dalam pertemuan ini bertindak sebagai moderator adalah ketua Komisi Formasio, yakni Rm. CB. Kusmaryanto, SCJ.


Jalannya pertemuan
Pada pertemuan ini setiap jenjang formasio mempresentasikan diri yang menyangkut program dan pelaksanaannya sampai sekarang serta kendala yang dihadapi. Selanjutnya diadakan evaluasi dan pendalaman materi dengan tanya jawab.

Seminari Menegah St. Paulus
Seperti yang sudah diketahui bahwa seminari ini adalah milik Keuskupan AgungPalembang sedangkan SCJ adalah pengelola yang memang dipercayakan oleh pihak keuskupan. Maka selama ini yang terjadi adalah kerjasama kedua belah pihak dan sudah berjalan lancar. Selama ini tenaga formator yang bekerja di seminari sudah dipersiapkan dan masih ditambah dengan beberapa SCJ yang juga ikut mendampingi dan mengajar. Sementara itu juga ada keterlibatan dari romo projo dan para guru awam. Keterlibatan dari para orang tua sudah lebih baik karena usaha dan pendekatan pihak seminari, khususnya dalam hal keuangan.

Sekarang ini yang menjadi tantangan diantaranya beberapa hal ini:
Jumlah calon siswa yang berkurang setiap tahun, khususnya dari SMU. Daya juang para seminaris menurun dan motivasi kurang kuat Latar belakang pendidikan/sekolah ikut mempengaruhi dalam penyesuaian studi.

Selanjutnya yang menjadi usulan dan pemikiran ke depan adalah:
Masa Rethorica bagi yang berasal dari SMU non Seminari akan berlangsung selama satu tahun. Selama ini lamanya 2 tahun. Maka harus disusun kurikulum yang sesuai, usulan ini harus disampaikan kepada Bapak Uskup. Sebagai catatan, pada tahun ajaran 2009-2010, karena yang diterima dari SMU hanya 2 orang, maka mereka menjalani tahun Rethorica selama satu tahun.

Diharapkan keterlibatan para romo diosesan dalam staff Seminari Penataan kembali ruang-ruang sehingga jika dimungkinkan kelas Rethorica bisa dipisahkan dari kelas-kelas lain, termasuk kamar makannya. Hal ini untuk mulai mempersiapkan mereka agar lebih terarah ke jenjang berikutnya.

Postulat – Novisiat St. Yohanes
Dalam kenyataan Postulat dan Novisiat berada dalam satu kompleks. Pendampingan bagi para postulan dan novis ditangani bersama dalam satu team staff formator. Tentu saja untuk Postulat dan Novisiat tetap ada penanggungjawab masing-masing. Namun demikian kedua bagian ini membentuk satu komunitas dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Komunitas.

Postulat
Sejak tahun 2004 berlangsunglah Masa Postulat selama satu tahun, sesuai dengan keputusan Kapitel Propinsi. Selama ini Masa Postulat sudah berjalan dengan baik dan tetap akan diteruskan. Tekanan yang terus diperhatikan adalah dimensi manusiawi dan kepribadian. Oleh sebab itulah di masa ini diperlukan sungguh pengolahan diri yang intensif. Program bimbingan kepribadian dilakukan secara rutin selama masa ini untuk mempersiapkan lahan yang baik bagi seorang calon religius dehonian. Selain itu berbagai program lainnya ikut menunjang dan memantapkan lahan yang sedang dipersiapkan.

Dalam masa Postulat ini diadakan program live-in di komunitas SCJ selama satu bulan. Selama ini kegiatan itu dilakukan pada bulan Desember. Diusulkan untuk selanjutnya live-in dilakukan sebelum memasuki masa Postulat, yakni bulan Juni. Sehingga dipadukan antara tuntutan dari Propinsi dengan kebutuhan postulat. Usulan ini diterima oleh semua peserta pertemuan. Maka keputusan ini mulai diberlakukan pada bulan Juni 2010.

Di pertengahan tahun Postulat, para postulan diberi kesempatan libur ke rumah orang tua selama 2 minggu, yakni pada akhir bulan Desember.

Saat ini ada 2 formator yang mendampingi para postulan dalam mengolah diri dan kepribadian mereka.

Novisiat
Jenjang novisiat menjadi tempat untuk penanaman dasar hidup religius dan pengenalan spiritualitas SCJ. Maka diharapkan agar dimensi ini sungguh diperhatikan dalam penerapannya. Selama ini program novisiat sudah berjalan baik dan semakin dimantapkan dengan adanya pemisahan dengan program postulat. Perhatian terhadap keheningan (silentium) perlu terus ditekankan. Sejak masa Postulat bimbingan rohani dan kepribadian mendapat perhatian besar demi perkembangan kepribadian dan kerohanian calon. Pada masa novisiat refleksi dan olah rohani menjadi tekanan utama. Semua dimensi sebagai seorang SCJ yang telah mulai diolah pada masa Postulat semakin dipertajam.

Sekarang di Novisiat ada 2 orang formator dan dalam pendampingan dilakukan bersama dengan formator Postulat. Para formator saling mengisi terutama dalam pelajaran baik bagi postulan maupun novis. Setiap pertengahan tahun diadakan evaluasi bagi para formandi dan pada akhir tahun ajaran dipersiapkan rekomendasi bagi lamaran kaul pertama kepada DPP.

Yang menjadi bahan pemikiran dan usulan:
Menanamkan kesadaran kepada para postulan dan novis bahwa bimbingan rohani, refleksi pribadi, olah rohani dan olah kepribadian harus menjadi ‘milik’ sehingga dijenjang berikutnya tetap diteruskan bahkan semakin mendalam.

Sebagai bahan pemikiran bersama: pernah ada ide dan usulan pemisahan tempat bagi Masa Postulat dan Novisiat. Ide ini perlu dikaji kembali, khususnya bagi yang mengalami sendiri, yakni para formator yang tinggal bersama di Postulat-Novisiat Gisting. Hal yang menguntungkan, para formator dapat saling mengisi dan para formandi dapat saling berbagi pengalaman. Hal yang kurang menguntungkan, ada perbedaan penekanan dalam dua masa ini dan tidak mudah dicapai ketika ada dalam satu kompleks, apalagi dengan acara dan kegiatan yang seharusnya memang berbeda.

Skolastikat
Masa Skolastikat adalah masa yang paling panjang dalam proses formasio formal seorang religius SCJ. Proses ini meliputi persiapan menjadi seorang dehonian definitif dalam pengikraran kaul kekal maupun persiapan untuk menjadi imam.

Sebagaimana sudah dimulai pada masa Postulat dan Novisiat, maka di Skolastikat dilanjutkan dan diperdalam pengolahan ke-6 dimensi SCJ. Setiap tingkat mempunyai tekanannya walaupun semua dimensi itu tetap dihidupi secara holistik. Tekanan itu tampak pula dengan berbagai kegiatan pastoral yang berbeda di setiap tingkat. Pendampingan diberikan pula pada setiap tingkat dalam konperensi dan Ekaristi tingkat. Sampai sekarang jumlah formator cukup untuk mendampingi tiap tingkat.

Bimbingan pribadi dilakukan setiap bulan dengan seorang formator. Dalam hal ini terkadang rutinitas kurang selalu terjadi dengan berbagai alasan.

Dua rumah terpisah yang ada di Ngabean dan Papringan, ikut membantu dalam pengolahan kepribadian dan kedewasaan formandi. Pemisahan itu ditandai dengan masa TOP. Dari tingkat I hingga IV, semua formandi tinggal di Ngabean, yang diakhiri dengan ujian skripsi, ini untuk para calon imam. Sedangkan para bruder mempunyai program yang agak berbeda setelah 2 tahun mengikuti kuliah di FTW. Setelah TOP para frater memasuki rumah Papringan dan sebagian besar biasanya baru saja berkaul kekal. Mereka memasuki tingkat V dan VI bersamaan dengan Program S2.

Dalam masa TOP inilah para frater akan mengikuti Kursus Persiapan Kaul Kekal dan selalu dimungkinkan bersama para bruder yang sudah waktunya untuk persiapan juga. Kursus ini juga mengikuti program Persiapan Kaul Kekal Zona Asia.

Selama masa Skolastikat tekanan cukup kuat dalam bidang studi, maka selalu diusahakan keseimbangan dengan hidup rohani dan dimensi lainnya sebagai seorang religius. Dalam hal ini terkadang ada kendala yang dihadapi. Para formandi yang dewasa akan mampu hidup seimbang dan menjadi semakin mantap.

Komposisi para formator cukup baik dengan jumlah yang memadai. Semua yang ditugaskan di Skolastikat menjadi formator. Sekarang ada 4 formator di Ngabean dan 2 formator di Papringan. Sebagai formator, masih ada tugas-tugas lain yang diemban, seperti dosen, tugas belajar dan anggota DPP. Ketika semua tugas itu bisa diselaraskan maka pelayanan di rumah bisa berjalan baik, namun ketika berat sebelah maka akan terjadi ketimpangan. Kerjasama antar formator dan antar formator dengan formandi menjadi bantuan untuk semakin mampu berjalan bersama dalam mencapai tujuan formasio sebagai seorang religius dehonian dan calon imam.

Bahan refleksi dan pemikiran ke depan:
Sebuah kenyataan bahwa pada akhir-akhir ini beberapa konfrater muda mengalami kegoncangan dalam panggilan justru pada tahun-tahun akhir dalam formasio formal di Skolastikat.

Ditegaskan kembali dan disepakati bahwa selama masa formasio, termasuk dalam masa TOP, para formandi (frater dan bruder) tidak mempunyai dan membawa HP.

Masa TOP dan Penpas
Masa TOP menjadi masa Tahun Orientasi Pastoral dan sekaligus sebagai Tahun Orientasi Panggilan. Panduan disusun oleh Pendamping TOP dan Penpas dan panduan itu sangat membantu para formandi untuk melaksanakan masa TOP dan Penpas mereka.

Sudah dipikirkan dan mulai dilaksanakan, yakni mempersiapkan para konfrater yang akan meneruskan pendampingan sebagai team TOP dan Penpas.

Masa Penpas menjadi masa pengolahan akhir sebagai formandi untuk menuju ke jenjang imamat. Maka dalam masa pesiapan ini sungguh diperhatikan persiapan dan kemantapan pribadi serta masukan dari umat di tempat tugas mereka. Masa Penpas ini berlaku sampai tiba saat tahbisan menjadi imam. Sebagai diakon pun mereka masih ada dalam masa Penpas.

“Good enough formator’
Pada bagian akhir dari pertemuan formator ini, Rm. YR. Susanto SCJ memberikan sebuah paparan yang berjudul: ‘Good enough formator’. Paparan ini ingin memberikan masukan kepada para formator agar dapat menjadikan dirinya seorang formator yang cukup baik. Disadari bahwa menjadi seorang formator yang ideal atau yang sungguh baik tidaklah mudah maka baiknya mencapai kriteria ‘cukup baik’. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu disadari dan diwujudkan.

Penutup
Pertemuan para formator ditutup dalam Perayaan Ekaristi Pelantikan Lektor dan Akolit bagi Fr. Yohanes Indri Iriyanto SCJ di kapel Skolastikat, sekaligus disampaikan pula tugas perutusan Penpas ke Paroki Lahat. Perayaan ini dipimpin oleh Pater Propinsial dan dihadiri oleh semua formator yang ikut pertemuan serta para skolastik.
Yogyakarta 2010
Komisi Formasio

-----------------

2. PSJ (PEKAN STUDI JUNIOR)

Pada tgl 8-13 April 2010 telah diselenggarakan PSJ (Pekan Studi Junior) di RRGN, Palembang. Berikut kami sampaikan Laporan Akhir yang disusun dan dilaporkan oleh Koordinator PSJ, Rm. Leo Agung Gunawan, SCJ:

A. LATAR BELAKANG TEMA
Tanggal 19 Juni 2009 - 19 Juni 2010 adalah Tahun Imam. Maka latar belakang pemilihan tema PSJ masuk dalam kerangka Tahun Imam ini.

Imam adalah man for others. Baik imamat jabatan maupun imamat umum adalah orang bagi orang lain. Orang-orang dimaksudkan bukan hanya umat Katolik. Tapi juga orang-orang dari agama lain. Orang-orang yang mayoritas dan ada di sekitar kita adalah orang Islam. Maka tema Islamologi menjadi studi kita. Dengan studi islamologi, kita diharapkan; Pertama, kita para dehonian mampu memahami sepak terjang Islam baik dalam konteks lingkungan maupun bangsa kita.

Kedua kita para dehonian mampu berdialog dengan orang-orang islam dengan berbagai aliran dan konteksnya. Ketiga kita para dehonian mampu mendialogkan nilai-nilai Injil dengan nilai-nilai Alquran dengan saling menghargai (jika mungkin). Keempat kita para dehonian mampu bergaul dan bekerja sama dengan berbagai aliran Islam dengan pengetahuan Islam yang benar dan baik. Islamologi adalah studi teoritis kita. Dengan studi islamologi, penghayatan imamat kita diperkaya. Semoga!!! Pemberi materi Islamologi oleh Rm. J.B. Heru Prakosa SJ dari FTW.

Imam adalah man for univers. Tugas imamat menguduskan, memimpin, mewartakan. Dalam arti tertentu, alam semesta adalah sakramen; Artinya, alam semesta menjadi tanda dan sarana kehadiran Allah dalam panggung sejarah penciptaan dan kelestariannya. Manusia diberi tanggung jawab memelihara kelestarian alam semesta. Tapi alam telah rusak oleh karena ulah manusia, bahkan alam semesta mendekati ambang kehancurannya. Imamat dalam arti jabatan dan umum dipanggil untuk menyelamatkan alam semesta. Prinsipnya, think globally but act locally.

Sampah adalah salah satu pencemaran alam yang paling nyata dan konkret di sekitar kita. Dengan mengelola sampah, kita turut ambil bagian secara nyata dan konkrit untuk menyelamatkan alam semesta yang rusak oleh manusia. Dengan mengelola sampah, para dehonian turut ambil bagian dengan pengudusan alam semes-ta. Dengan mengelola sampah, para dehonian mewartakan secara nyata bahwa alam semesta perlu dilestarikan.

Dengan mengelola sampah, para dehonian memimpin di garis depan untuk memperjuangkan alam semesta sebagai “sakramen dunia”. Pengelolaan sampah adalah studi praktis kita. De-ngan studi pengelolaan sampah, kita menghayati imamat dalam konteks alam semesta. Pemberi materi pengelolaan sampah oleh Sr. Marcelina FSGM, Sr. Leonarda FSGM, dan Sr. Syriaka FSGM.

B. DINAMIKA PERTEMUAN
Acara diawali dengan Ibadat pagi dan dilanjutkan Ekaristi jam 06.00 dan dilanjutkan sarapan. Pukul 08.00 konperensi diadakan. Konperensi menggunakan metode dialog interaktif. Artinya, nara sumber menjelaskan dan jika ada pertanyaan bisa langsung ditanyakan. Untuk Islamologi yang diberikan Rm J.B. Heru Prakosa SJ, session I (08.00-10.00) dan session II (10.30-12.00) menggunakan dialog interaktif.

Siang hari acara rohani di kapel dilanjutkan makan siang dan siesta. Setelah minum, pkl 4.30-18.30 session II, acara memutar film Islam sebagai studi pencerahan dan penga-yaan. Ibadat sore pukul 18.30-19.00 dilanjutkan makan malam.

Rm. Y.R. Susanto SCJ (psikolog) dan Rm. B. Mulyono (spiritualis) membantu pengendapan dalam acara adorasi tiap malam jam 20.00. Bila ada film yang belum selesai, film masih diputar tapi sifatnya fakultatif mengingat mungkin ada peserta PSJ yang sudah punya acara yang lain.

------------------

3. MISSI MADAGASKAR

Sudah sebelum Kapitel Jendral XXII (2009), SCJ Regio Madagaskar telah mengundang SCJ Propinsi Indonesia untuk mengutus konfrater Indonesia berkarya di Madagaskar. Regio Madagaskar ingin secara khusus memberi perhatian pada karya Sosial Kaum Buruh, yang kebanyakan kaum pekerjanya berasal dari wilayah Asia. Karya misi tersebut juga bertujuan untuk mewujudkan kerjasama antar Entitas dalam Kongregasi.

Undangan itu telah dimatangkan dalam pertemuan antar Kedua Superior Mayor selama Kapitel Jendral XXII yang lalu. Untuk mewujudnyatakan rencana tersebut, Propinsi Indonesia – pada bulan September 2009 – telah mengutus Rm. J. Yuliwan Maslim dan Rm. Andreas Suparman ke Madagaskar guna mengadakan survey dan melihat langsung situasi serta kebutuhan yang ada. Laporan kedua konfrater tersebut bisa kita baca dalam Fiat Lux, Oktober 2009.

Setelah mengadakan discernment bersama, DPP memutuskan untuk mengutus kedua konfrater kita, yaitu: Rm. Philipus Aditya Subono dan Rm. Laurentius Purwanto. Kedua konfrater ini diwacanakan untuk berangkat ke Tanah Misi yang baru ini sekitar bulan Agustus 2010.

--------------------

4. PERTEMUAN PARA BRUDER SCJ

Akan diadakan pertemuan para Bruder SCJ pada tanggal 9-13 Juli 2010, dengan mengambil tempat di Pondok Kristofel, Jambi. Dalam pertemuan tersebut akan diundang Rm. YR. Susanto, SCJ untuk memberikan masukan bagi para bruder kita. Juga dalam pertemuan itu akan diadakan perayaan Pesta Perak Hidup membiara Br. Mateus Sumarjo SCJ.

-----------

5. Kunjungan Missionaris SCJ di Indonesia

Pada saat ini Propinsi kita mendapatkan kunjungan missionaris Spanyol yang berkarya di India, Rm. Jesús Manuel Baena Valbuena, SCJ. Beliau berkunjung ke Indonesia pertama-tama untuk mengetahui dan mengenal Program Formasio yang diselenggarakan di Propinsi kita. Di samping itu Beliau juga ingin mengenal realitas SCJ di Indonesia serta dalam rangka untuk mendapatkan visa baru untuk India. Kita menyambut Rm. Jesús dengan tangan dan hati terbuka, dan berdoa agar dapat berhasil dalam usahanya untuk mendapatkan visa yang ternyata tidak mudah.

Di samping Rm. Jesús, juga beberapa konfrater kita yang berkarya di misi luar negri sedang cuti sejenak, antara lain: Rm. C. Kristianto (IND), Rm. Thomas Fix (IND), dan Rm. Vincent Sri Herimanto (PHI).

Kita semua mengucapkan selamat datang & selamat beristirahat barang sejenak di tanah air.
  • --------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar