Selasa, 14 Desember 2010

Sari Berita Propinsi bulan Oktober 2010

1. Retret Junior dan Medior

Sesuai dengan yang direncanakan retret kelompok Junior dan Medior telah dilaksanakan dengan baik. Pembimbing retret adalah Mgr. F. X. Projo Suto MSF, uskup emeritus yang sebelumnya menjadi uskup di Banjarmasin. Retret kelompok Junior dilangsungkan di RR La Verna tanggal 9-15 Oktober 2010 dan kelompok Medior di RR Giri Nugraha tangal 22-28 Oktober 2010.

Menurut uskup yang senang humor ini retret adalah “Libur bersama Yesus” maka metode yang ditawarkan adalah MTB, singkatan dari ‘Makan enak, Tidur nyenyak, Berdoa banyak.’ Retret berlangsung dengan santai. Konperensi diadakan pukul 11. 00 dan pukul 16. 30 dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 jam. Tidak ada acara bersama kecuali ekaristi pukul 18. 00 dan adorasi pukul 20. 00. Uskup menegaskan supaya dalam retret ini kita semua bisa bertemu dan ‘curhat’ pada Yesus dalam doa pribadi dan keheningan. Materi retret diambil dari buku kecil berjudul “Imam Dambaan Umat.” Buku tersebut beliau tulis sendiri sebagai hasil refleksi beliau atas berbagai masukan dari umat tentang imam yang mereka dambakan.

Selama retret beliau banyak mensharingkan pengalamannya menjadi gembala di ALASKA (Alas Kalimantan) dengan bahasa JEPANG (Jelas dan Gampang). Supaya para peserta mudah mengingat refleksi yang beliau sharingkan banyak singkatan dipakai. Sebagai biarawan dan imam, kita semua diingatkan supaya selalu DRS (Disponibilitas, Rendah hati, dan Sederhana). Berkaitan dengan hidup bersama dalam komunitas kita mengembangkan semangat untuk sering mengatakan TTM (Tolong, Terimakasih, Maaf). Selain itu komunitas akan hidup dan bertumbuh bila kita sering berkumpul dan duduk bersama untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan panggilan dan tugas kita. Sementara dalam pergaulan dan pastoral beliau menawarkan slogan 3S (Senyum, Salam, Sentuh).

---------------

2. Pergantian Superior

Pada tanggal 15 Oktober 2010 masa jabatan superior komunitas SCJ Jakarta dan komunitas SCJ Palembang telah berakhir. Setelah berkonsultasi dengan para anggota komunitas dan memperhatikan hal-hal yang terkait, pater propinsial mentetapkan P. Aloysius Suyoto sebagai superior komunitas SCJ Jakarta untuk periode 15 Oktober 2010 – 15 Oktober 2013 menggantikan P. Hadrianus Wardjito yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai superior dengan baik. Selanjutnya P. Wardjito akan berusaha untuk menyelesaikan tugas studi sembari tetap menjadi sekretaris dan prokur misi. Untuk komunitas SCJ Palembang P. Y. A. M. Fridho Mulya diangkat kembali menjadi superior untuk periode kedua (15 Oktober 2010 – 15 Oktober 2013).

Untuk membantu memperlancar tugas animasi dan administrasi telah ditetapkan juga sekretaris dan ekonom kedua superiorat tersebut.

Untuk komunitas SCJ Jakarta:
Superior : P. Alyosius Suyoto, SCJ
Sekretaris : P. Thomas Eddy Susanto, SCJ
Ekonom : P. Laurentius Setyo Antoro, SCJ


Untuk komunitas SCJ Palembang:
Superior : P. Y. A. M. Fridho Mulya, SCJ
Sekretaris : P. Andreas Suparman, SCJ
Ekonom : P. Agustinus Riyanto, SCJ

Pater propinsial berserta DPP menguncapkan banyak terima kasih atas kesediaan para konfrater menjalankan tugas tersebut. Terimakasih banyak kepada P. Hadrianus Wardjito yang telah menyelesaikan masa jabatan superior SCJ Jakarta periode 15 Oktober 2007 – 15 Oktober 2010.

--------------------

3. Pemindahan Makam

Pemindahan  makam sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan yang direncanakan panitia. Proses penggalian ternyata hanya membutuhkan waktu 3 hari dan berjalan dengan lancar. Team penggali bekerja dengan baik sehingga semua kerangka bisa ditemukan dan diangkat tentu saja ada yang masih agak lengkap seperti kerangka romo Kolvenbag tetapi ada juga yang tinggal gumpalan tanah saja seperti romo van der Sangen. Selama penggalian para suster Charitas silih berganti membantu dan mengurusi kerangka jenasah yang sudah digali. Banyak juga orang awam yang dengan suka rela menyumbangkan tenaga maupun dana untuk menyediankan peti-peti.

Semua kerangka jenasah dimasukkan dalam peti dan disemayamkan di ruang doa seminari. Pada tanggal 13 Oktober Mgr. Aloysius Sudarso memimpin ekaristi untuk mendoakan para imam, frater, suster, dan seminaris yang kerangkanya akan dipindahkan. Dan pada keesokan harinya, tanggal 14 Oktober 2010 kerangka jenasah itu diberangkatkan: 3 frater BHK diterbangkan ke Malang; suster-suster Hati Kudus dengan ambulance menuju biara induk Telukbetung; dan para konfrater SCJ dibawa dengan truk bantuan TNI ke Pringsewu. Pada tanggal 15 Oktober pater pripinsial memimpin ekaristi dalam rangka pemakaman kembali kerangka jenasah para konfrater di kompleks makam imam, biarawan-biarawati Pringsewu. Perayaan ekaristi dimulai pukul 16. 00 WIB sehingga kelompok Junior yang baru saja selesai retret di La Verna juga bisa hadir.

Berikut ini adalah nama-nama para konfrater dan seminaris yang kerangkanya dipindahkan:

No
Nama
Wafat
1
Pastor Johanes Alphonsus Van der Sangen, SCJ
24-06-1961
2
Pastor Zdzislaus Slupczynski SCJ
13-01-1971
3
Pastor Justinus Harsowiranto SCJ
09-08-1984
4
Pastor Gerardus Antonius Maria Elling SCJ
26-01-1988
5
Pastor Yohanes Adi Swarman SCJ
01-06-1990
6
Pastor Petrus Van Gisbergen SCJ
17-05-1991
7
Pastor Gerardus Koevoets SCJ
03-07-1991
8
Bruder Gaspar Kloos SCJ
31-08-1993
9
Bruder Paulus Sugiyanto SCJ
04-05-1995
10
Pastor Henricus Sondermeijer SCJ:
29-01-1996
11
Pastor Lucianus Walczak SCJ
07-11-1997
12
Pastor Leo Kwanten SCJ
07-11-1999
13
Pastor Petrus Abdi Putraraharja SCJ
26-01-2002
14
Bruder Van Gisbergen Odulphus SCJ
03-04-2004
15
Pastor Christianus Colvenbag SCJ
14-06-2007
16
Antonius Rubana (seminaris)
1961

Kita semua menyadari bahwa pemindahan makam ini melewati proses yang tidak sederhana. Makam Charitas makin penuh sementara para suster yang sakit dan lanjut usia makin banyak. Suster Charitas menawarkan ide untuk membuat makam bersama dalam bentuk mouseleum di kompleks km 7. Dalam rapat yang dihadiri pihak-pihak terkait termasuk uskup Palembang, pimpinan dan beberapa konfrater SCJ semua mendukung ide tersebut tapi kemudian ditolak oleh beberapa konfrater. Diskusi selanjutnya ternyata berjalan alot dan tidak bisa ada kesepakatan antara para konfrater yang keberatan dengan pihak Charitas. Sebagai jalan tengahnya disepakati bahwa makam Charitas direnovasi sehingga tidak perlu membangun mouseleum di kompleks km 7. Untuk merenovasi makam itu mau tidak mau kerangka jenasah para konfrater harus dipindahkan.

Tentu saja pemindahan makam ini bukan solusi yang memuaskan semua pihak. Banyak suster Charitas yang sedih dan kecewa, demikian juga banyak konfrater mempunyai perasaan yang sama. Bagaimanapun juga kerangka jenasah para konfrater itu telah dipindahkan. Yang penting bagi kita sekarang adalah bagaimana tetap membangun kerjasama yang baik dengan para suster Charitas. Dan bila di masa mendatang kita harus berbeda pendapat, kita bisa mencari solusi yang lebih memuaskan dan dengan cara-cara yang membuat kita semua merasa nyaman.

Selain itu baiklah kita menjaga rasa saling percaya dan menghargai. Mungkin dengan maksud main-main saja ada beberapa konfrater yang bertemu dengan suster Charitas lantas mengatakan bahwa mereka mengusir para konfrater yang sudah meninggal. Dalam situasi sekarang ini main-main seperti itu tidak berfaedah dan justru melukai perasaan para suster. Pernah juga terdengar bahwa alasan utama pemindahan makam ke km 7 hanyalah supaya makam yang sekarang bisa dipakai untuk perluasan rumah sakit. Pendapat seperti itu jelas kurang tepat dan terlalu menyederhanakan persoalan. Bila makam jadi dipindahkan pasti lahan tersebut akan dimanfaatkan pihak Charitas tetapi itu bukan alasan utama.

Oleh karena itu berkaitan dengan pemindahan makam itu sebaiknya kita bijaksana dalam berkata-kata dan melontarkan pendapat khususnya bila berkaitan dengan pihak-pihak di luar anggota SCJ.

Kemungkinan membangun makam di Palembang tetap dimungkinkan dan akan tetap diusahakan sebagaimana telah diwacanakan oleh DPP yang lalu.

----------------

1 komentar:

  1. Berisi Informasi yang sangat dibutuhkan khusus oleh umat Katolik. Terima kasih banyak. Gbu all!

    BalasHapus